Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transaksi Emas di Ambon Masih Lesu

Transaksi Emas di Ambon Masih Lesu Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Ambon -

Kegiatan transaksi emas yang dilakukan para pedagang pinggiran di depan kantor Pegadaian Cabang Ambon, kawasan Tanah tinggi, Kota Ambon masih sepi.

"Masih sepi seperti hari-hari biasanya. Tidak ada transaksi sudah satu minggu belakangan ini," kata pedagang emas pinggiran yang berlokasi samping jalan depan Kantor Pegadaian Cabang Ambon, Ros, Jumat (24/2/2017).

Ia mengatakan warga yang datang hanya meminta perhiasannya dicuci atau disambung (solder) karena patah.

"Tetapi untuk melakukan penjualan atau membeli sudah satu minggu ini tidak ada, pokoknya sepi," ujarnya.

Ditanya selama ini membeli emas dari masyarakat dengan harga berapa per gram, Ros mengatakan kalau pembelian tergantung tingkat kerusakan emas perhiasan yang mau dijual.

"Kalau patah satu titik dibeli dengan harga Rp350.000/ gram. Kalau masih utuh Rp440.000/ gram," ujarnya.

Setelah dicuci atau disolder, lanjutnya, dijual lagi kepada masyarakat yang ingin membeli dengan harga Rp490.000/ gram.

Tukang solder emas, Joko yang beroperasi di emperan pertokoan depan Matahari Ambon Plaza, mengatakan, sekali solder Rp20.000/ titik dan cuci Rp10.000/titik.

"Lumayan juga, sebab beberapa hari belakangan ini masyarakat mencuci dan solder yang patah saja," katanya.

Sedangkan, pembeli emas lainnya, Ujang mengakui kalau sekarang ini transaksi jual beli emas masih sepi.

"Apalagi emas sekarang ini lagi turun harga hingga mencapai Rp560.000/gram dari sebelumnya Rp590.000 sehingga transaksi sepi," ujarnya.

Sedangkan emas yang dibeli dari masyarakat juga tergantung dari tingkat kerusakan. Kalau banyak yang putus atau emasnya sudah lama berarti harganya Rp350.000/gram - Rp370.000/ gram. Kalau kelihatan masih bagus Rp420.000/gram. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: