Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

2016, BSM Berhasil Pangkas NPF jadi 4,9 Persen

2016, BSM Berhasil Pangkas NPF jadi 4,9 Persen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Upaya Manajemen Bank Syariah Mandiri (BSM) untuk terus fokus pada peningkatan kualitas membuahkan hasil. Sepanjang tahun 2016, Bank Syariah Mandiri mencatatkan kinerja yang baik khususnya dalam menjaga rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF).

Perseroan mencatatkan perbaikan NPF (gross) yang semula 6,1% per Desember 2015 kini menjadi 4,9% per Desember 2016. Sementara NPF (nett) turun dari 4,1% per Desember 2015 menjadi 3,1% per Desember 2016. BSM berhasil mengumpulkan recovery ex write off termasuk margin per Desember 2016 sebesar Rp537 miliar.

"Alhamdulillah kinerja kami sudah on track, makin membaik," ujar Direktur Utama BSM Agus Sudiarto saat paparan kinerja BSM Tahun 2016 di Jakarta, Rabu (1/3/2017).

Setelah pada tahun 2014 dan 2015 melakukan konsolidasi untuk fokus menangani pembiayaan bermasalah, pada tahun 2016 BSM mulai mengimplementasikan Corporate Plan 2016-2020.

Sepanjang tahun 2016, Manajemen melakukan penguatan fungsi 3 pilar (bisnis, risk dan operation), membentuk command center untuk memonitor nasabah yang menunggak, dan mengimplementasikan stop & go policy baik per produk maupun per unit atas dasar threshold,

"Selain itu juga meningkatkan kemampuan dan kompetensi tenaga telecollection, program reward berupa insentif penagihan, serta melakukan lelang jaminan," cetus Agus.

Dengan semua langkah tersebut, BSM berhasil membukukan laba operasional sebelum beban PPAP/CKPN sebesar Rp1,60 triliun. Secara konsisten perseroan juga memperkuat rasio pencadangan dengan membentuk biaya PPAP sebesar Rp1,17triliun.

"Sehingga rasio cash coverage meningkat menjadi 67,25% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar? 58,11%," terang Agus.

Adapun laba bersih yang dibukukan BSM per Desember 2016 mencapai Rp325,4 miliar, naik 12,38% dibanding laba BSM per Desember 2015 yang sebesar Rp289,6 Miliar.

Perolehan Laba bersih kata Agus, selain berasal dari perbaikan kualitas aktiva produktif dan juga ditopang oleh meningkatnya pendapatan bersih, pengendalian biaya overhead serta penghematan biaya CKPN.

"Total pendapatan bersih BSM per Desember 2016 naik sebesar 12,72% menjadi Rp4,96 triliun dari semula Rp4,40 triliun per Desember 2015," ungkapnya.

Untuk aspek efisiensi Perseroan mampu menekan biaya operasional diindikasikan dengan BOPO menjadi 94,12% per Desember 2016 dibanding 94,78% pada periode yang sama tahun sebelumnya, serta Cost to Income Ratio (CER) mencapai 61,19% membaik dibandingkan periode sebelumnya sebesar 61,77%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: