Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perajin Produk Lokal Lebak Tembus Pasar Ekspor

Perajin Produk Lokal Lebak Tembus Pasar Ekspor Pelaku UMKM di Makassar, Sulawesi Selatan. | Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Lebak -

Kerajinan produk lokal Kabupaten Lebak, Banten, menembus pasar ekspor sehingga dapat menyumbangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah itu.

"Kami terus meningkatkan kualitas kerajinan produk lokal," kata Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Lebak Omas Irawan di Lebak, Selasa (7/3/2017).

Pemerintah daerah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas produk kerajinan lokal karena permintaan pasar ekspor cenderung meningkat.

Produk kerajinan lokal yang ekspor itu diantaranya gula semut, gula aren dan abon ikan.

Saat ini kerajinan produk lokal berkembang di Kecamatan Sobang, Panggarangan, Cibeber, Cijaku, Cigemblong, Cilograng, Muncang, dan Lebak Gedong.

Sebab di daerah itu cukup banyak perajin lokal karena terdapat perkebunan aren. Perkebunan aren tumbuh di dataran tinggi, seperti perbukitan dan pegunungan.

"Kami mendorong kerajinan gula semut dan gula aren cetak agar bisa merebut pasar domestik dan mancanegara," katanya menjelaskan.

Menurut Omas, pihaknya mengoptimalkan pembinaan kepada perajin usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui diversifikasi produk, magang, pelatihan keuangan dan manajemen serta kewirausahaan.

Disamping itu juga peningkatan kemasan, pemasangan barkot dan sertifikasi berlabel halal juga terdaftar pada dinas kesehatan juga BPOM.

Saat ini, produk kerajinan lokal sudah tumbuh sehubungan permintaan ekspor cenderung meningkat.

Selama ini, kata dia, produk gula aren dan gula semut memiliki kelebihan sehingga banyak permintaan ekspor, seperti ke negara Australia, Belanda, Amerika Serikat, Italia dan Jepang.

Selain itu juga menembus Pasar Asia Tenggara (ASEAN) melalui jasa eksportir dari Jakarta.

Berdasarkan laporan produk kerajinan gula tersebut di ekspor antara 20-30 ton per bulan dengan harga Rp50.000/Kg.

Keunggulan kerajinan produk gula semut Lebak, selain produk organik, manis, beraroma, juga cocok bagi penderita diabetes melitus serta bertahan lama.

"Kami berharap ke depan bisa memenuhi permintaan gula aren untuk pasar ekspor itu," ujarnya.

Seorang perajin gula semut warga Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak Anwar (55) mengatakan pihaknya kini merasa kewalahan melayani permintaan pasar ekspor karena produksi relatif terbatas.

Produksi kerajinan gula di sini sudah memiliki sertifikat makanan organik internasional.

Produk gula aren itu terbagi dalam dua jenis, yakni gula aren cetak dan semut yang dicetak halus.

Biasanya gula aren Lebak dijadikan sebagai bahan pemanis untuk roti, minuman dan aneka kuliner lainnya.

"Kami berharap pemerintah daerah dapat mengembangkan pohon aren untuk bahan baku kerajinan gula karena populasi pohon sudah memasuki usia tua," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: