Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemprov Sulsel Tinjau Kembali Perizinan Investasi 200 Perusahaan

Pemprov Sulsel Tinjau Kembali Perizinan Investasi 200 Perusahaan Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan berencana untuk meninjau kembali perizinan sekitar 200 perusahaan yang telah mengantongi izin prinsip investasi, tapi belum beroperasi. Peninjauan kembali dilakukan sebagai upaya mendorong ratusan perusahaan tersebut untuk segera menanamkan modal. Dengan begitu, capaian target investasi Sulsel sebesar Rp9 triliun pada 2017 bisa terpenuhi.

"Salah satu strategi kita yakni meninjau kembali perusahaan-perusahaan yang memiliki izin prinsip, tapi belum merealisasikan investasinya. Kami sudah inventarisasi ada sekitar 200 perusahaan dan itulah yang akan kami kunjungi dan komunikasikan, apa yang menjadi hambatan untuk merealisasikan investasinya," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu AM Yamin kepada Warta Ekonomi di Makassar, Selasa (7/3/2017).

Menurut Yamin, untuk meningkatkan realisasi investasi, pemerintah daerah alias pemda mesti pro-aktif. Kendala-kendala yang dialami investor harus diketahui untuk dicarikan solusi terbaik. Toh, investasi dari pemodal, baik dalam maupun luar negeri akan berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian Sulsel.

"Itulah yang sampai sekarang terus dikoordinasikan dengan pihak investor agar diketahui, apa yang menjadi persoalan," tutur dia.

Berdasarkan data yang dihimpun Warta Ekonomi, realisasi investasi di Sulsel pada 2016 didominasi penanaman modal asing (PMA) yang mencapai US$372,46 juta atau setara Rp5,02 triliun (asumsi kurs USD1=Rp13.500). Adapun, jumlah investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) berkisar Rp3,334 triliun. Yamin mengakui bahwa investasi dalam dan luar negeri masih bersaing dan saling kejar-mengejar. Pada 2015, PMDM tercatat lebih dominan ketimbang PMA.

Khusus untuk investasi asing alias PMA, Yamin mengakui pada 2016 terbesar berada? di Kabupaten Luwu Timur (Lutim) dan Kabupaten Bantaeng. Investasi asing di Lutim mencapai US$94,7 juta atau Rp1,27 triliun dari enam proyek. Adapun di Bantaeng, investasi asing berkisar US$86,8 juta atau Rp1,17 triliun dari 10 proyek. Dua daerah tersebut memang diproyeksikan menjadi kawasan industri baru di Sulsel.

Sepanjang 2016 Yamin memaparkan tercatat 100 proyek investasi asing tersebar di 16 kabupaten/kota lingkup Sulsel sepanjang 2016. Adapun, delapan daerah lainnya tidak mencatatkan PMA di antaranya Enrekang, Palopo, Tana Toraja, Luwu Utara, Luwu, Bone, Soppeng, Sinjai, dan Takalar. Investasi asing di Sulsel didominasi oleh gabungan negara dengan nilai mencapai Rp1,26 triliun. Disusul China (Rp897,7 miliar), Kanada (Rp816,7 miliar), dan Singapura (Rp355,05 miliar).

Yamin mengimbuhkan selain meninjau kembali perizinan perusahaan yang belum beroperasi, strategi lain pihaknya yakni melakukan promosi secara terfokus. Pemprov Sulsel juga menjalin koordinasi yang cukup intensif dengan kedutaan besar untuk menjajaki potensi kerja sama. Tidak hanya itu, pihaknya menggandeng jasa penasehat senior bidang perdagangan dan investasi yang berkedudukan di Singapura.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: