Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Bank Indonesia (BI) mengakui pengelolaan laju inflasi tahun ini lebih berat dibandingkan tahun lalu. Pasalnya sejumlah penyesuaian harga BBM dan tarif listrik jenis 900VA akan memberikan tekanan cukup dalam terhadap inflasi komponen harga yang diatur pemerintah (administered price). Untuk itu inflasi tahun ini diperkirakan akan lebih tinggi bila dibandingkan tahun lalu.
Meski demikian, BI tak mau patah arang. Sejumlah cara dan inisiatif akan dilakukan bank sentral untuk menekan inflasi tahun ini. Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, salah satu upaya BI menjaga inflasi tahun ini ialah dengan mengendalikan inflasi komponen harga pangan bergejolak (volatile food).
"Yang penting adalah kalau memang administered price itu akan meningkat inflasinya maka harus bisa dikompensir oleh penurunan inflasi dari volatile food. Itu kan kita bicara tentang harga ayam, harga cabai, harga bawang, harga daging, harga beras dan berbagai macam volatile food yang lain," ujar Mirza di Jakarta, Jumat (10/3/2017).
Mirza mengakui, untuk mengendalikan inflasi komponen volatile food, BI tak bisa bergerak sendirian. Hal ini karena banyak pihak terkait yang harus dilibatkan dalam stabilitas harga pangan.
"Di situ kita bicara tentang produksi makanan, distribusi bahan pangan juga ongkos transportasi. Untuk itu butuh upaya bersama antara pemerintah pusat, kementerian teknis dan pemerintah daerah. Hal ini karena produksi pangan di daerah, distribusi pangan ada di daerah," jelasnya.
Sejauh ini, Mirza masih meyakini inflasi tahun ini masih sesuai sasaran BI di kisaran 4 plus minus 1 persen. "Kalau negara tetangga kita seperti Thailand, Malaysia, Filipina bisa punya total inflasi hanya antara 2 sampai 3% bahkan 1 sampai 3%, ya Indonesia harus bisa juga seperti itu," tukasnya.
Sekadar catatan, Badan Pusat Statistik mencatat IHK pada bulan Februari 2017 mengalami inflasi sebesar 0,23 persen. Sehingga, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 1,21 persen, dan inflasi secara year on year mencapai 3,83 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Dewi Ispurwanti
Tag Terkait:
Advertisement