Nilai tukar petani di Provinsi Kalimantan Timur pada Februari 2017 tercatat sebesar 98,99 atau naik 0,60 persen dibanding bulan sebelumnya 94,40, yang menggambarkan kehidupan petani sedikit lebih baik.
"Meskipun NTP (nilai tukar petani) Kaltim meningkat, namun secara umum tingkat kesejahteraannya masih di bawah standar karena NTP-nya masih di bawah angka 100," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim M Habibullah dihubungi di Samarinda, Sabtu (11/3/2017).
Angka keseimbangan NTP adalah 100. Jika nilai tukarnya di bawah 100, berarti petani belum sejahtera karena masih lebih tinggi pengeluaran untuk kebutuhan mereka. Sedangkan jika nilai tukarnya di atas 100, berarti petani sudah sejahtera karena pendapatannya lebih besar ketimbang biaya yang dikeluarkan.
Apabila dirinci per subsektor pertanian, lanjut Habibullah, NTP tanaman pangan sebesar 98,07, hortikultura 93,56, tanaman perkebunan rakyat 99,41, ternak 104,53, dan perikanan tercatat 101. Secara keseluruhan, perkembangan NTP per subsektor pada Februari terjadi penurunan hanya pada subsektor tanaman pangan yang minus 0,31 persen.
"Sedangkan empat subsektor lainnya mengalami peningkatan, seperti hortikultura naik sebesar 1,04 persen, perkebunan rakyat naik 0,69 persen, peternakan naik 1,47 persen, dan perikanan naik 0,38 persen," jelasnya.
Dari lima subsektor pertanian tersebut, hanya dua subsektor yang petaninya sejahtera karena NTP-nya di atas 100, yakni peternakan yang sebesar 104,53 dan perikanan sebesar 101.
Menurut Habibullah, nilai tukar petani diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Nilai ini merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan daya beli petani di perdesaan.
"Nilai tukar petani juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi, sehingga semakin tinggi nilai tukar petani, maka secara realtif semakin kuat tingkat daya beli petani," ujar Habibullah. (Ant/CP)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement