Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR Minta Usut Tuntas Kerusakan Raja Ampat

DPR Minta Usut Tuntas Kerusakan Raja Ampat Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi IV DPR Rahmad Handoyo menginginkan kasus kerusakan terumbu karang di kawasan Raja Ampat akibat kandasnya kapal MV Caledonian Sky itu dapat segera diusut tuntas oleh pihak terkait.

"Perlu diselidiki, mengapa kapal pesiar itu sampai kandas di perairan yang dangkal," kata Rahmad Handoyo dalam rilis di Jakarta, Selasa (14/3/2017).

Menurut Rahmad, hal yang harus diselidiki itu antara lain untuk mengetahui apakah kejadian tersebut akibat keteledoran sang nakhoda atau ada hal lainnya.

Politisi PDIP itu juga menyesalkan terjadinya insiden yang mengakibatkan rusaknya terumbu karang yang tidak ternilai harganya sehingga ke depannya pemerintah juga harus lebih ekstra keras dalam menjaganya.

Apalagi, ujar dia, sebelumnya juga sudah pernah ada sejumlah peristiwa yang mengakibatkan kerusakan terumbu karang yang dilakukan oleh tangan-tangan jahil.

Kronologis rusaknya terumbu karang di Radja Ampat diawali dari masuknya sebuah kapal pesiar, MV Caledonian Sky yang berbendera Bahama itu dinahkodai oleh Kapten Keith Michael Taylor dan memiliki bobot 4.200 GT, pada tanggal 3 Maret 2017.

Kapal yang membawa 102 turis dan 79 Anak Buah Kapal (ABK) itu setelah mengelilingi pulau untuk mengamati keanekaragaman burung serta menikmati pementasan seni, para penumpang kembali ke kapal pada siang hari 4 Maret 2017.

Kapal pesiar itu kemudian melanjutkan perjalanan ke Bitung pada pukul 12.41 WIT. Di tengah perjalanan menuju Bitung, MV Caledonian Sky kandas di atas sekumpulan terumbu karang di Raja Ampat.

Untuk mengatasi hal ini Kapten Keith Michael Taylor merujuk pada petunjuk GPS dan radar tanpa mempertimbangkan faktor gelombang dan kondisi alam lainnya.

Saat kapal itu kandas, sebuah kapal penarik (tug boat) dengan nama TB Audreyrob Tanjung Priok tiba di lokasi untuk mengeluarkan kapal pesiar tersebut. Namun upaya tersebut awalnya tidak berhasil karena kapal MV Caledonian Sky terlalu berat.

Kapten terus berupaya untuk menjalankan kapal Caledonian Sky hingga akhirnya berhasil kembali berlayar pada pukul 23.15 WIT pada tanggal 4 Maret 2017.

Kandasnya kapal Caledonian Sky yang dinahkodai oleh Kapten Keith Michael Taylor ini menimbulkan dampak kerusakan terumbu karang yang luar biasa.

Investigasi awal yang dilakukan oleh pemerintah setempat menunjukkan bahwa terumbu karang yang rusak luasnya mencapai sekitar 1600 meter persegi.

Parahnya, terumbu karang yang dirusak itu berada tepat di jantung Raja Ampat, sebuah pusat keanekaragaman hayati laut.

Pemerintah sedang menghitung kerugian akibat kasus kapal pesiar yang menabrak terumbu karang di kawasan Rajaampat, Papua Barat, beberapa waktu lalu.

"Itu lagi diitung semua, bukan soal ganti rugi karena itu berapa puluh hingga ratusan tahun baru bisa tumbuh lagi," kata Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan usai rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Menko Maritim menyebutkan pemerintah tidak ingin kasus itu seperti kasus Montara di Laut Timor yang sangat merugikan Indonesia. Tim pemerintah saat ini juga sedang bekerja di lapangan untuk memetakan dampak dari kasus itu. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: