Lebih dari 200 desa dengan luas cakupan sekitar 1,5 juta hektar di sejumlah daerah di Indonesia kini turut serta dalam inisiatif berbasis kemasyarakatan terkait pencegahan kebakaran hutan. Hal ini merupakan hasil kerja sama Fire Free Alliance (FFA) pada tahun pertamanya. ?
Sekretariat FFA Dorjee Sun mengatakan para anggota FFA telah secara cepat memperluas jangkauan upaya pencegahan kebakarannya ke 218 desa di sejumlah daerah di Indonesia. Jumlah itu termasuk 77 desa yang telah mendaftarkan diri ke perusahaan-perusahaan anggota FFA untuk terlibat dalam program bebas api (Fire Free Village Program /FFVP) yang intensif pada tahun 2016.
?Terjadi peningkatan hingga 756% dalam jumlah desa yang berpartisipasi jika dibandingkan sejak program FFVP pertama kali diluncurkan pada tahun 2015 sebanyak 9 desa,? kata Dorjee di Jakarta, Rabu (15/3/2017). Ia menambahkan bahwa telah terjadi penurunan insiden kebakaran antara 50-90% dari tahun 2015 hingga 2016.
?Pendirian FFA bertujuan untuk membantu para anggotanya dalam berbagi pengetahuan dan sumber daya. Hal ini menjadikan FFA sebagai wadah bagi para anggotanya untuk saling bahu-membahu mengembangkan strategi-strategi yang paling efektif untuk mencegah dan mengelola risiko-risiko kebakaran melalui kemitraan jangka penjang dengan masyarakat di seluruh Indonesia,? tambahnya.
Kepala Perkebunan Wilmar ? Indonesia, Gurcharan Singh menegaskan bahwa permasalahan kebakaran dan kabut asap lebih besar dibandingkan industri itu sendiri. Kekuatan FFA hadir dari beragamnya keahlian dan pengalaman kolektif para anggotanya di berbagai sektor yang berbeda bersama masyarakat lokal di sekitar wilayah operasi mereka.
?Tidak ada solusi yang bisa memecahkan semua permasalahan ketika kita bekerja sama dengan masyarakat, namun sikap saling berbagi antar-anggota FFA akan membantu pengidentifikasian dan pengembangan solusi yang inovatif yang dapat diadopsi oleh setiap anggota di masing-masing wilayah operasionalnya?, ujarnya.
Didirikan pada Februari 2016, FFA merupakan sebuah wadah sukarela dan terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, mencakup perusahaan-perusahaan kehutanan dan perkebunan, LSM, dan mitra terkait lainnya yang tertarik untuk menyelesaikan kebakaran hutan dan kabut asap yang berkepanjangan di Indonesia dengan fokus pada pencegahan dengan melibatkan masyarakat lokal. Para pendirinya yakni APRIL, Asian Agri, IDH, Musim Mas, PM. Haze, dan Wilmar. Aliansi ini juga menyambut Sime Darby dan IOI Group sebagai anggota baru pada tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Dewi Ispurwanti
Tag Terkait:
Advertisement