Harga cabe rawit di berbagai pasar tradisional Ternate, Maluku Utara, kini melonjak mencapai Rp100.000/Kg, menyusul Rp80.000/Kg.
Salah satu pedagang eceran cabe rawit di Ternate, Ismi, Rabu (15/3/2017), mengatakan, melonjaknya harga cabe rawit dipicu stok relatif kurang.
Saat ini pengambilnya hanya dari Monado,Sulawesi Utara.Sedangkan, pemasokan lokal dari Subaim dan Tobelo sejak tidak ada sehingga memicu lonjakan harga.
"Cabe rawit sekarang memang mahal karena dibeli dari produsen terbatas dan pemasokan dari Manado dengan harga yang mahal," ujarnya.
Sedangkan, untuk penjualan yang dilakukan saat ini relatif sedikit. Biasanya pengambilan dalam sehari untuk pedagang eceran itu bisa mencapai 5 Kg. saat ini hanya 2 Kg, itu pun sulit didapatkan.
"Ada sebagian yang tidak mau mengambil resiko untuk berjualan cabe rawit karena harga mahal dan jika tidak laris malah merugikan pengecer," tandas Ismi.
Dia mengemukakan, kekurangan stok cabe kriting semakin menghawatirkan, baik para pedagang maupun konsumen.
"Pengecer hanya menyesuaikan, jika pengambilan dari produsen sudah mahal, maka secara otomatis pengecer menaikan harga agar memiliki keuntungan sedikit," ujarnya.
Dia mengharapkan produksi cabe dari petani lokal seperti di Tobelo, Subaim dan Tidore dipasarkan ke Ternate agar bisa menurunkan harga bumbu masak tersebut.
"Jika pemasokan dari petani lokal di Maluku Utara kembali lancar, maka harga bisa normal kembali karena tidak lagi bergantung dengan pemasokan dari luar daerah," tandas Ismi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Advertisement