Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara?Arief Budi Santoso mengatakan pembiayaan syariah di Sumut pada triwulan IV-2016 mencapai Rp8,9 triliun atau tumbuh 15,7% (yoy) apabila dibandingkan dengan kuartal IV tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pembiayaan ini dinilai cukup menggembirakan mengingat dalam jangka waktu dua tahun terakhir pembiayaan syariah cenderung tidak tumbuh bahkan terkontraksi.
"Tingginya pertumbuhan pembiayaan syariah pada dua triwulan terakhir diperkirakan disebabkan oleh semakin maraknya kegiatan usaha syariah yang dibarengi dengan membaiknya kualitas pembiayaan," katanya di Medan, Kamis (16/3/2017).
Sementara pada periode-periode lalu, perlambatan?atau terkontraksinya pembiayaan disebabkan oleh bank yang cenderung berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan seiring dengan peningkatan pembiayaan nonperform.
Dikatakannya, kualitas pembiayaan syariah juga tercermin dari nonperforming financing (NPF) yang terus membaik. Indikator NPF menunjukkan penurunan dari 8,6% menjadi 7,3%. Tren penurunan nilai NPF diharapkan terus berlanjut hingga di bawah nilai indikatifnya, yaitu 5%.
"Membaiknya kualitas pembiayaan ini diperkirakan disebabkan oleh pelaksanaan restrukturisasi kredit yang diperkirakan berhasil dan menunjukkan hasilnya pada akhir triwulan IV-2016 di samping adanya pertumbuhan pembiayaan," ujarnya.
Berdasarkan kota dan kabupaten, pembiayaan syariah di Sumatera Utara terutama disalurkan di Kota Medan dengan proporsi sebesar 74% disusul oleh Kota Padangsidimpuan sebesar 6,7% dan Kota Pematangsiantar sebesar 6,5%.
"Sementara itu, pertumbuhan penyaluran pembiayaan terbesar berada di Kota Medan sebesar 21% (yoy) dan Kota Sibolga sebesar 2,2% (yoy), sementara kota lain terkontraksi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement