Kebutuhan cabai rawit untuk dikonsumsi sekitar 600.000 orang masyarakat di Kabupaten Badung, Bali, rata-rata mencapai 900 ton per tahun, kata Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa di Mangupura, Sabtu (1/4/2017).
"Data ini menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, dimana rata-rata per orang hanya mengonsumsi cabai rawit 1,5 kilogram (kg) per tahun," ujar Wabup Ketut Suiasa di Mangupura.
Ia menilai, untuk kebutuhan konsumsi cabai rawit di daerah itu tidak terlalu banyak dan hasil produksi cabai rawit dari petani di daerah itu masih mencukupi untuk masyarakat setempat. Upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam mencukupi ketersediaan cabai rawit itu, dengan mendorong petani untuk mengoptimalkan penanaman komoditas pangan tersebut.
Selain itu, Pemkab Badung juga memberikan perhatian kepada petani untuk mendongkrak produksi cabai rawit dengan memberikan subsidi bibit dan membiayai asuransi untuk proteksi petani yang gagal panen cabai rawit itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I.G.A Sudaratmaja menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan cabai rawit sebanyak 900 ton tersebut, memerlukan lahan seluas 90 hektare atau 900.000 meter persegi.
"Kami sedang mengupayakan halitu, salah satunya dengan memberikan subsidi dan asuransi kepada petani yang menanam cabai rawit dengan alokasi dana keseluruhan sebesar Rp6 miliar untuk luas lahan 90 hektare," katanya.
Berdasarkan perhitungan Dinas Pertanian dan Pangan Badung, untuk satu hektare lahan pertanian apabila ditanami cabai rawit akan menghasilkan 10 ton cabai rawit apabila tidak gagal panen. Tidak hanya mendorong petani menanam cabai di lahannya, Pihaknya juga mendorong masyarakat di daerah itu untuk menanam cabai di halaman rumahnya dengan menggunakan pot.
"Hal ini dilakukan karena selama ini harga cabai rawit sering mengakibatkan lonjakan yang dapat mengakibatkan inflasi daerah," ujarnya.
Dalam upaya menekankan lonjakan harga cabai rawit menjelang Hari Raya Galungan, Pemkab Badung telah melakukan operasi pasar beberapa waktu lalu, dimana harga cabai rawit saat ini sudah mengalami penurunan harga.
"Harga cabai rawit saat ini sudah mengalami penurunan harga dengan kisaran harga rata-rata Rp65.000 dibandingkan seminggu lalu mencapai Rp80.000," ujarnya.
Penyebab, lonjakan harga cabai rawit ini, kata dia, disebabkan karena distribusi yang tidak lancar, petani gagal panen akibat cuaca yang kurang mendukung. Selain itu, Dinas Pertanian dan Pangan Badung sedang membuat "roadmap" atau membuat racangan awal untuk merealisasi target ini. (Ant/CP)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement