Data statistik Eurostat menunjukan tingkat inflasi zona Eropa turun menjadi 1,5 persen dari 2,0 persen pada Februari 2017. Menurut Bank Sentral Eropa, angka tersebut?nyaris mendekati target meski tetap di bawah 2,0 persen.
Dikutip BBC di Jakarta, Senin (3/4/2017) angka terbaru dinilai dapat mengurangi tekanan ekonomi zona Eropa yang selama ini menjadi beban kepala Bank Sentral Mario Draghi. Menurut Eurostat penurunan inflasi disebabkan oleh menurunnya harga pangan dan minyak dunia.
"Perlambatan tajam inflasi pada Maret disebabkan oleh faktor temporer yang bisa kembali terjadi pada April, namun gambaran umum saat ini adalah tren inflasi sedang alami penurunan,? kata Jack Allen, Ekonom Eurozone.
?Ada sedikit tanda jika penurunan pengangguran memberi tekanan pada upah dan harga,? sebut Allen. Selama ini Bank Sentral telah mencoba memberikan stimulus terhadap ekonomi zona Eropa dengan tingkat suku bunga negatif dan program pembelian obligasi. Ekonom menilai pelonggaran tekanan ?inflasi akan memungkinkan Bank Sentral untuk menjaga langkah-langkah stimulus tetap di tempat.
?Bank Sentral mungkin akan tetap mempertahankan pandangan jika pemulihan ekonomi tidak menempatkan inflasi untuk tujuan jangka menengah. Jadi, kami berharap terus membeli aset hingga 2008,? kata Alllen.
Dennis de Jong, manajer direktur di UFX.com mengatakan penurunan pada bulan ini setelah empat tahun terakhir mengindikasikan tingkat inflasi telah mencapai titik puncaknya. Kendati demikian, angka inflasi di atas tidak berdampak besar pada euro, yang diperdagangkan sedikit lebih tinggi daripada dolar, sementara revisi data inflasi yang lebih lengkap akan dirilis pada 19 April mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Dewi Ispurwanti
Tag Terkait:
Advertisement