Jasa manajemen konstruksi masih memiliki daya tarik bagi Turner Internasional terutama di Indonesia. Di bawah pemerintahan saat ini, proyek-proyek pembangunan mulai menunjukkan kemajuan. Meskipun terdapat penurunan progress selama peluncuran program amnesti pajak, Indonesia tetap optimis pada industri jasa konstruksi di masa depan.
?Kondisi pasar properti di Indonesia telah menunjukkan pergerakan ke arah yang positif dan terindikasi akan terus melaju dengan baik,? kata Director of Business Development Turner International LLC, Matthew Makes di Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Dengan pertumbuhan populasi dan langkah pemerintah Indonesia yang juga bersedia untuk mengalokasikan pembelanjaan yang tinggi pada infrastruktur diyakini akan mendorong pertumbuhan permintaan terhadap konstruksi dan bangunan.
?Melihat potensi pasar yang positif, Turner sangat siap untuk mendukung layanan bisnis konstruksi di Indonesia. Dengan membawa praktik internasinonal kami di pasar lokal Indonesia, kami ada untuk meningkatkan keamanan dan kualitas yang tercermin pada proyek-proyek kami di Indonesia,? tambah Matthew.
Ia mengatakan saat ini Turner tengah mengelola tiga proyek untuk klien dengan reputasi tinggi di Jakarta. Salah satunya Farpoint, pengembang properti terpercaya bagian dari Gunung Sewu dengan proyek di antaranya Sequis Tower, VERDE Two, dan The Hundred.
?Dengan visi untuk meningkatkan kualitas bangunan dan konstruksi di seluruh dunia, Turner International siap mendukung daya saing industri konstruksi Indonesia di pasar internasional,? pungkasnya.
Sebelumnya industri jasa konstruksi mengalami pertumbuhan signifikan sekitar 30% selama tiga tahun terakhir. Pertumbuhan itu menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap pelaku industri konstruksi meningkat. "(Industri) konstruksi kita tumbuh, nilai kontraktor dari menengah ke besar sekitar 30% selama 3 tahun belakangan," kata Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yusid Toyib .
Yusid mengatakan tren industri konstruksi nasional terbukti merangkak naik. Dari 200 badan yang ditargetkan naik kelas dari kontraktor menengah ke besar hingga tahun 2019, ternyata kini sudah mencapai sekitar 70%.
Dia meyakini, target pemerintah tersebut akan terpenuhi dalam dua tahun ke depan. "Kita dorong karena kita punya daya saing karena paket kita kan banyak yang besar, 70% tercapai dari 200 badan usaha," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Dewi Ispurwanti
Tag Terkait:
Advertisement