Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

MTKBTI Diresmikan, Dorong Kolaborasi Konstruksi Bawah Tanah Nasional

MTKBTI Diresmikan, Dorong Kolaborasi Konstruksi Bawah Tanah Nasional Kredit Foto: MTKBTI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah Indonesia (MTKBTI) resmi dibentuk sebagai wadah sinergi antara pelaku industri konstruksi bawah tanah dan regulator di tengah meningkatnya proyek infrastruktur nasional seperti MRT Jakarta, Kereta Cepat Jakarta–Bandung, dan rencana immersed tunnel menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).

Ketua MTKBTI, Weni Maulina, mengatakan asosiasi ini hadir untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan mendorong pertukaran pengetahuan di bidang konstruksi bawah tanah.

“Kami ingin agar pelaku industri konstruksi bawah tanah tidak berjalan sendiri. Ini wadah bersama untuk berdiskusi, mencari solusi, dan berkomunikasi dengan regulator seperti Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, maupun Kementerian ESDM,” kata Weni di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

MTKBTI saat ini telah menerima sekitar 130 aplikasi anggota individual dan menargetkan 15 anggota korporasihingga akhir tahun. Asosiasi ini juga berencana mengembangkan program pelatihan dan sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi para insinyur dan praktisi di sektor tersebut.

“Kami ingin melahirkan individu dan engineer yang lebih berkapasitas, kompeten, dan mampu berkontribusi bagi negara,” ujarnya.

Weni menyoroti tantangan teknis yang dihadapi proyek-proyek bawah tanah di Indonesia, terutama terkait kondisi geologi dan geoteknik yang bervariasi di setiap daerah. Ia menilai peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan transfer teknologi internasional menjadi kunci penguatan industri ini.

“Kami membuka ruang kolaborasi dengan insinyur mancanegara agar terjadi pertukaran ilmu dan pengalaman,” ujarnya.

Meski menghadapi tantangan finansial dan teknis, Weni optimistis sektor konstruksi bawah tanah memiliki potensi besar dalam mendukung pembangunan nasional jangka panjang.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Boby Ali Azhari, mengatakan pembangunan infrastruktur bawah tanah membutuhkan keahlian khusus yang berbeda dari teknik sipil umum. Karena itu, peningkatan kompetensi tenaga ahli menjadi fokus utama pemerintah.

“Kita membutuhkan insinyur dan tenaga ahli dengan spesialisasi tinggi. Kami telah menyiapkan program beasiswa magister di bidang struktur geologi dan terowongan untuk membangun generasi baru profesional terowongan,” kata Boby saat membacakan sambutan Menteri PUPR, Dody Hanggodo, dalam peluncuran MTKBTI.

Hingga Oktober 2025, tercatat 30 profesional telah tersertifikasi sebagai Ahli Madya Perencanaan Terowongan Jalan dan 24 insinyur muda dalam bidang serupa. Selain itu, 34 perusahaan telah memperoleh Sertifikat Badan Usaha (SBU) untuk klasifikasi Konstruksi Terowongan (KIKI 104).

“Sertifikasi ini menjadi bukti kompetensi dan kesiapan tenaga kerja nasional menghadapi proyek-proyek berteknologi tinggi,” tambahnya.

Arnold Dix, Past President The International Tunnelling and Underground Space Association (ITA-AITES) 2022–2025, menilai pembangunan infrastruktur bawah tanah akan menjadi tonggak penting bagi kota-kota besar Indonesia di masa depan.

“Tantangannya adalah bagi orang-orang di tahap awal—ketika kota mereka mengalami gangguan dan melihat banyak uang dihabiskan—mereka belum bisa membayangkan masa depan yang akan dibawa sistem itu,” katanya.

Ia mencontohkan negara-negara seperti London, New York, Beijing, dan Bangkok yang sebelumnya menghadapi gangguan besar sebelum kini menikmati sistem kota yang efisien dan ramah lingkungan.

“Kunci bagi Indonesia adalah kesabaran dan konsistensi. Sistem bawah tanah bukan hanya soal transportasi, tapi juga perlindungan lingkungan dan efisiensi ekonomi,” ujarnya.

Arnold menambahkan, peluang Indonesia untuk berinovasi di bidang ini sangat besar, terutama untuk mengatasi tantangan banjir dan kemacetan di Jakarta. Namun, ia menegaskan pentingnya dukungan regulasi dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan akademisi agar proyek berjalan efektif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: