Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Terpuruk, Daya Beli Petani Mulai Menggeliat

Sempat Terpuruk, Daya Beli Petani Mulai Menggeliat Kredit Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warta Ekonomi, Jakarta -

Daya beli petani secara nasional pada April 2017 meningkat. Hal tersebut tercermin dari nilai tukar petani (NTP) yang mengalami kenaikan 0,06% dibanding Maret 2017, yaitu dari 99,95 menjadi 100,01.

"Kenaikan NTP pada April disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan lebih kecil dari penurunan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/5/2017).

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Tak hanya itu, NTP juga merupakan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya produksi. Semakin rendah NTP, berarti kian rendah pula kemampuan daya beli petani. Sebaliknya, semakin tinggi NTP, makin tinggi pula daya beli petani.

Kecuk sapaan akrabnya mengatakan kenaikan NTP pada April lalu dipicu oleh beberapa hal seperti naiknya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,51% dan subsektor perikanan sebesar 0,04%.

Tak hanya itu, BPS juga melaporkan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada April lalu turun 1,49% dari bulan sebelumnya menjadi Rp4.308 rupiah perkilogram (kg). Hal serupa juga harga gabah di tingkat penggilingan yang hanya Rp4.391 rupiah perkg atau turun 1,56%.

Selain kenaikan NTP, penurunan justru terjadi pada nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP). Pada April lalu NTUP mencapai 108,61, turun 0,30% dibanding dengan NTUP bulan sebelumnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: