Dunia dalam kehebohan besar, ransomware WannaCry atau Wanna Decryptor telah melahirkan variant baru sejak ditemukan pertama kali oleh peneliti ESET pada bulan April 2017. WannaCryptor dikenal juga sebagai WCRY kali ini melakukan serangan dalam gelombang besar ke seluruh dunia, berbagai perusahaaan baik besar maupun kecil ikut menerima dampak dari ransomware berbahaya ini.
ESET yang mendeteksi WannaCry variant ini sebagai: Win32/Filecoder.WannaCryptor.D trojan ikut bertarung menghadapi serangan membabi buta dari penjahat siber yang berada di belakang ransomware WannaCry.
ESET mampu mendeteksi kurang dari 24 jam sejak penyebaran pertamanya. Penyebaran WannaCry unik bila dibandingkan dengan ransomware lain. Ia memilih memanfaatkan eksploitasi Windows yang diperoleh melalui eksploit NSA yang disebut EternalBlue yang sempat digunakan oleh kelompok Shadow Broker sebulan yang lalu.
Eksploit NSA punya kemampuan melakukan penetrasi ke dalam mesin yang menjalankan Windows XP dengan mengeksploitasi kerentanan pada server Windows SMB. Ini yang menjadi penyebab kenapa WannaCry mampu menyebar dengan waktu yang sangat cepat. Proses penyebaran masif disebabkan juga agresivitas ransomware yang terus bekerja secara terstruktur, misal, apabila salah satu komputer perusahaan terinfeksi oleh WannaCry, Worm pada ransomware akan mencari sendiri komputer yang rentan untuk diinfeksi sehingga dalam waktu singkat WannaCry bisa meruntuhkan sebuah sistem atau jaringan dalam perusahaan.
WannaCry menyerang berbagai perusahaan, bank, rumah sakit, telekomikasi, layanan, kereta, dan berbagai jenis organisasi lain. Ransomware ini memiliki ransom note dengan multibahasa, setidaknya mendukung lebih dari 25 bahasa. WannaCry juga mengenkripsi semua file tanpa pandang bulu.
Sampai saat ini belum terdata secara pasti berapa banyak perusahaan di Indonesia yang terkena serangan dari ransomware WannaCry. Namun, ESET Indonesia mendeteksi kehadiran WannaCry di Indonesia dan berhasil menaklukkan ransomware ini saat mencoba menyerang komputer yang menggunakan antivirus ESET. Serangan WannaCry yang dikenali ESET sebagai Win32/Filecoder.WannaCryptor.D keburu rontok di tengah jalan sebelum sempat merajalela.
Hal ini disebabkan adanya sistem pertahanan antiransomware milik ESET yang secara komprehensif menjadi antidot bagi serangan ransomware yang masuk.
Technical Consultan PT Prosperita ? ESET Indonesia Yudhi Kukuh mengatakan operasi senyap dan masif yang dilakukan pengembang ransomware WannaCry menjadi peringatan bagi semua bahwa kejahatan tidak pernah tidur.
Ini alasan kenapa antivirus masih sangat dibutuhkan di dunia, seperti yang ESET tunjukkan saat berkontribusi menghadapi serangan dari WannaCry dan seluruh malware lain tanpa kompromi," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (14/5/2017).
Ia mengatakan ransomware WannaCry yang mulai terdeteksi tanggal 12 Mei 2017 sore waktu Indonesia barat menjadikan keuntungan sendiri karena sebagian besar perusahaan sudah mematikan komputernya.
"Sementara kemampuan ESET dalam mendeteksi dan meng-update database pendeteksian beberapa jam setelahnya menguntungkan pengguna komputer untuk mendapatkan update database ESET terbaru pada Jumat malam dan untuk yang bekerja pada hari Sabtu sudah terproteksi pada paginya dan diharapkan pada hari Senin saat kantor mulai beroperasi, semua pengguna ESET memiliki penangkalnya," tambah Yudhi.
Yudhi juga memberikan saran ampuh bagaimana menghadapi ransomware WannaCry, selain menggunakan ESET sebagai pelindung pertahanan. Salah satu solusi penting lain adalah melakukan patch windows.
Khusus untuk Windows XP disarankan upgradre Windows karena patch sudah tidak tersedia dari Microsoft. Patching Windows tersedia di link berikut ini Patching Windows.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement