Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bulog DIY Tambah Stok Daging Beku

Bulog DIY Tambah Stok Daging Beku Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Perum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta siap menambah persediaan daging beku apabila permintaan masyarakat terhadap komoditas itu meningkat selama Ramadhan 1438 Hijriah dan Lebaran 2017.

"Jika permintaan masyarakat terhadap daging Bulog ternyata meningkat kami akan menambah stok," kata Kepala Divre Bulog DIY Miftahul Adha di Yogyakarta, Minggu (21/5/2017).

Menurut Miftah, daging menjadi salah satu komoditas yang mudah mengalami gejolak harga selama Ramadhan hingga Lebaran. Untuk mengendalikannya, pada tahap pertama Bulog DIY menyediakan 2,5 ton daging beku dengan harga jual Rp80.000 per kilogram (kg).

Ia mengakui minat masyarakat DIY terhadap daging beku saat ini belum tinggi. Komoditas daging beku sebagian besar masih dibutuhkan oleh penjual makanan atau kuliner seperti bakso.

Untuk sementara, daging beku Bulog dijual melalui Gerakan Stabilisasi Pangan yang akan berlangsung hingga 31 Mei 2017. Penyaluran daging beku melalui gerai-gerai Bulog, Rumah Pangan Kita (RPK) atau mitra Bulog lainnya akan tetap dilanjutkan sesuai kebutuhan masyarakat dan kondisi harga di pasaran.

"Kami akan tetap mencoba menyediakan karena harganya di bawah harga pasar," kata dia.

Untuk penyimpanan daging beku, Bulog DIY saat ini telah memiliki 10 mesin pendingin atau "freezer". Seluruh "freezer" disimpan di Kantor Divre Bulog DIY. Pengadaan mesin pendingin itu, kata Miftah, akan kembali ditambah jika permintaan daging masyarakat meningkat.

Selain daging beku, melalui Garakan Stabilisasi Pangan yang telah dimulai 17 Mei 2017, Bulog DIY juga menyediakan komoditas pokok lainnya seperti gula kristal yang dijual Rp12.500 per kilogram (kg), minyak goreng Rp12.500 per kg, bawang merah Rp25.000 per kg, bawang putih Rp42.000 per kg, telur ayam Rp15.000 per kemasan.

"Untuk menjaga stabilitas harga dan mencegah permainan spekulan di pasar, harga kebutuhan pokok seluruhnya akan mengacu harga eceran tertinggi atau HET," katanya. (HYS/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: