PT Bank Ina Perdana Tbk mengaku akan banyak menempatkan dananya pada instrumen investasi yang memberikan imbal hasil tetap dan aman. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit ditengah kondisi yan tidak menentu.
Direktur Utama Bank Ina Perdana, Edy Kuntardjo mengatakan bahwa perseroan akan menempatkan dana di negotiable certificate deposito (NCD), obligasi pemerintah dan juga deposito. Hal itu secara otomatis akan mengurangi porsi penyaluran kredit perseroan, namun sebaliknya perseroan juga akan mendapatkan imbal hasil yang tetap dari instrumen investasi tersebut.
"Kita akan tetap hati-hati dalam menyalurkan kredit, itu makanya kita taruh dana kita di NCD atau Deposito,? kata Edy di Jakarta, Senin (29/5/2017).
Lebih lanjut Edy mengatakan bahwa imbal hasil dari penempatan dana di dalam ragam instrumen investasi tersebut bakal berpengaruh terhadap perolehan laba bersih perusahaan. Melalui hal tersebut, Edy optimistis laba bersihnya bakal mencapai kisaran Rp33 miliar atau tumbuh hampir dua kali lipat dari posisi sebelumnya di 2016 Rp18,23 miliar.
Untuk lebih mempertebal laba, perseroan juga berencana menambah porsi dana murahnya atau current account saving account (CASA). Edy menuturkan, pada tahun ini perseroan akan meningkatkan porsi dana murahnya ke angka 40% dan secara berkala akan terus meningkat hingga menyentuh porsi 50% dari total dana pihak ketiga (DPK).
"Kita bisa memperbesar giro lewat kerjasama baru. Nanti kita juga akan menambah jumlah virtual account, dengan begitu jumlah giro juga akan meningkat,? tutup Edy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement