Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: BRI Miliki 1.164 Agen Laku Pandai di Sulut

OJK: BRI Miliki 1.164 Agen Laku Pandai di Sulut Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Manado -

Bank Rakyat Indonesia (BRI) hingga bulan Maret 2017 mendominasi jumlah agen laku pandai yang telah direkrut di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Dari sembilan bank yang merekrut agen laku pandai di Sulut, tercatat yang dimiliki BRI sebanyak 1.164 orang," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Sulut Gorontalo dan Maluku Utara (Sulutgomalut) Elyanus Pongsoda di Manado, Rabu (31/5/2017).

Elyanus mengatakan agen yang dimiliki BRI paling mendominasi dari total agen laku pandai di Sulut yakni sebanyak 2.316 orang. Hal ini, karena BRI memiliki kantor cabang sampai ke pelosok di Indonesia, sehingga dengan mudah merekrut agen laku pandai sampai ke desa-desa.

Setelah BRI, agen laku pandai yang kedua terbanyak yakni BNI sebanyak 724 orang, kemudian Bank Mandiri sebanyak 413 orang. Kemudian Bank Bukopin sebanyak enam agen laku pandai, Bank SinarMas lima agen, Bank BTN dua dan Bank BRI Syariah dua agen.

"Sedangkan Bank Danamon dan BTPN belum memiliki agen laku pandai," katanya.

OJK terus mendorong sembilan bank ini merekrut agen laku pandai secara berkualitas sehingga tujuannya bisa tercapai.

Elyanus menjelaskan, Laku Pandai disingkat dari Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif, yaitu Program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

Program ini sangat penting, katanya, karena masih banyak anggota masyarakat yang belum mengenal, menggunakan atau mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya. Antara lain, karena bertempat tinggal di lokasi yang jauh dari kantor bank atau adanya biaya atau persyaratan yang memberatkan.

OJK, industri perbankan, dan industri jasa keuangan lainnya berkomitmen mendukung terwujudnya keuangan inklusif. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan program Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) pada Juni 2012, satu program di antaranya adalah branchless banking.

Branchless banking yang ada sekarang perlu dikembangkan agar memungkinkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya menjangkau segenap lapisan masyarakat di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat menjangkau layanan keuangan.

Selain itu, juga melancarkan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antarwilayah di Indonesia, terutama antara desa dan kota. (CP/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: