Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Umumkan Penarikan AS Dalam Perjanjian Paris Soal Perubahan Iklim

Trump Umumkan Penarikan AS Dalam Perjanjian Paris Soal Perubahan Iklim Kredit Foto: Nytimes.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Donald Trump pada hari Kamis (1/6/2017) mengumumkan penarikan Amerika dari kesepakatan perubahan iklim Paris, menandakan sebuah pergeseran kebijakan dengan dampak yang luas khususnya aspek iklim dan hubungan Washington dengan dunia.

Dalam sebuah pernyataan yang sangat dinanti-nanti dari White House Rose Garden, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan meninggalkan kesepakatan saat ini, namun terbuka untuk menegosiasikan perjanjian yang baru.

"Sampai hari ini, Amerika Serikat akan menghentikan semua pelaksanaan kesepakatan Paris yang tidak mengikat dan beban finansial dan ekonomi yang kejam yang disepakati dari perjanjian tersebut yang membelenggu negara kita," ujar Trump, sebagaimana dikutip dari laman Channel NewsAsia, di Jakarta, Jumat (2/6/2017).

"Kami keluar tapi kita tidak menutup diri untuk bernegosiasi dan kita akan lihat apakah kita bisa membuat suatu kesepakatan yang adil, dan jika itu bisa terlaksana, itu bagus, dan jika tidak, ya tidak masalah." tambahnya

Meskipun rincian dan kerangka waktu masih belum jelas, Trump berpendapat bahwa kesepakatan tersebut adalah kesepakatan yang merugikan bagi orang Amerika, dia mencoba untuk menepati janji kampanye sewaktu masa pemilihan dirinya menjadi presiden AS, untuk menempatkan pekerja Amerika terlebih dahulu.

"Saya tidak bisa, dengan niat yang tulus, mendukung suatu kesepakatan yang menghukum Amerika Serikat sendiri, tapi kenyataannya memang seperti itu," ujar Trump.

Gedung Putih telah mengatakan kepada sekutu bahwa kesepakatan 2015 ditandatangani oleh Presiden Barack Obama karena "putus asa." Trump menghadapi tekanan pada menit-menit terakhir dari para konglomerat, sekutu dan dari dalam Gedung Putih sendiri untuk tidak menarik diri dari kesepakatan dengan 196 negara tersebut.

Pernah menjadi pemain sandiwara, pria berusia 70 tahun itu memberikan keputusannya dengan sebuah aksen bergaya TV reality show, menolak untuk menunjukkan preferensinya sampai waktu pengumumannya tiba.

Keputusannya secara signifikan dapat menghambat upaya pengurangan emisi dan membatasi kenaikan suhu global. Amerika Serikat adalah penghasil gas rumah kaca terbesar kedua di dunia, setelah China.

Salah satu penentang penarikan perjanjian tersebut, anak perempuan Trump sendiri, Ivanka, telah memperingatkan bahwa reputasi Amerika dan peran kepemimpinannya di panggung dunia juga dipertaruhkan, begitu juga di aspek lingkungannya.

Nikaragua dan Suriah adalah negara yang tidak berpihak kepada kesepakatan Paris tentang perubahan iklim, Nikaragua melihat perjanjian tersebut dengan kurang ambisius, dan Suriah sedang fokus dengan perang saudara yang belum berakhir di dalam negerinya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: