Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bumbu Dapur Picu Deflasi Sulsel 0,24 Persen pada Mei

Bumbu Dapur Picu Deflasi Sulsel 0,24 Persen pada Mei Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam, mengungkapkan daerahnya mengalami deflasi sebesar 0,24 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,95. Laju deflasi Sulsel dipicu oleh menurunnya berbagai harga bumbu dapur. Di antaranya cabai rawit, bawang merah, tomat sayur dan tomat buah. "Deflasi Mei sangat dipengaruhi berbagai komoditas yang masuk kategori bumbu dapur. Komoditas penyumbang deflasi rata-rata dari situ," kata Nursam, Jumat, (2/6/2017).
Berdasarkan catatan BPS, Nursam menjelaskan cabai rawit merupakan komoditas penyumbang deflasi tertinggi sebesar -0,206 persen. Disusul tomat sayur (-0,067 persen), tomat buah (-0,045 persen), ikan layang (-0,040 persen), bawang merah (-0,030 persen) dan tarif ponsel (-0,025 persen). Adapun, komoditas penyumbang inflasi yakni bawang putih (0,050 persen), tarif listrik (0,045 persen), daging ayam ras (0,043 persen), telur ayam ras (0,033 persen) dan wortel (0,022 persen).
Menurut Nursam, bila ditilik secara utuh, deflasi Sulsel pada Mei dipicu oleh menurunnya harga pada tiga kelompok pengeluaran. Di antaranya yakni kelompok bahan makanan sebesar -1,34 persen, kelompok sandang (-0,16 persen) dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (-0,33 persen). Sedangkan, empat kelompok lainnya justru mengalami inflasi.
Nursam memaparkan empat kelompok pemicu inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13 persen. Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,31 persen), kelompok kesehatan (0,03 persen) serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,10 persen).
Lebih jauh, Nursam menjelaskan dari lima kota IHK di Sulsel, hanya dua yang mencatatkan deflasi yakni Makassar (0,32 persen) dan Palopo (0,14 persen). Adapun tiga kota lain mencatatkan inflasi yakni Bone (0,23 persen), Parepare (0,06 persen) dan Bulukumba (0,02 persen). "Untuk Sulawesi, ada delapan kota mengalami inflasi dan tiga kota deflasi. Itu berarti Sulsel menyumbang dua daerah yang mengalami deflasi untuk Sulawesi," tuturnya.
Laju inflasi Sulsel rentang Januari-Mei 2017, menurut Nursam mencapai 1,78 persen. Sedangkan laju inflasi Sulsel secara tahunan mencapai 3,95 persen. Komponen inti Sulsel pada Mei, menurut Nursam, mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. "Tingkat inflasi komponen inti tahun kalendar sebesar 1,22 persen dan tingkat inflasi komponen inti secara tahunan mencapai 2,71 persen," pungkas Nursam.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: