Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asian Agri Luncurkan Program One to One

Asian Agri Luncurkan Program One to One Asian Agri Gandeng Sekolah untuk Edukasi dan Pemanfaatan Lahan melalui Sekolah Sawit Lestari di Jambi, 25 Oktober 2016. | Kredit Foto: Asian Agri
Warta Ekonomi, Medan -

Asian Agri mengklaim akan meningkatkan jumlah petani mitra hingga seluas 100.000 hektare. Program ini diberi tajuk One to One merupakan program kemitraan dengan petani.

"Pencapaian 100.000 hektare lahan petani mitra yang ditargetkan bisa tercapai pada 2018 itu disebut dengan program 'One to One'," ujar perwakilan Asian Agri, Supriadi di Medan, Minggu (4/6/2017).

Hingga akhir 2016 kemitraan Asian Agri dengan petani swadaya yang sudah dimulai tahun 2012 misalnya sudah mencapai 24.500 hektare yang sudah ada dan tersebar di Sumut, Riau, dan Jambi. Menurut Supriadi yang menjabat Direktur Utama PT Inti Indosawit Subur, perluasan kemitraan itu difokus di wilayah Sumatera Utara.

"Program 'One to One' dimulai tahun 2017 dengan berbekal pengalaman program kemitraan plasma yang sudah dilakukan sejak 1987," ujarnya.

Supriadi menjelaskan, kemitraan bukan hanya dilakukan dengan menambah luasan areal, tetapi Asian Agri juga akan meningkatkan kualitas produksi petani mitra. Di semester pertama tahun 2017, Asosiasi Petani Swadaya Amanah di Ukui Riau mitra Asian Agri sudah berhasil memperoleh Sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang diserahkan langsung Dirjen Perkebunan Kementerain Pertanian, Bambang.

Asosiasi Petani Swadaya Amanah dengan anggota 500 petani kelapa sawit itu merupakan petani swadaya di Indonesia yang pertama meraih ISPO. Pendampingan Asian Agri kepada petani swadaya Amanah itu merupakan proyek percontohan Kementan dengan United Nation Development Programme (UNDP). Head Kemitraan Asian Agri Pangarepan Gurusinga, menyebutkan, berbekal pengalaman kerja sama dengan petani plasma dan swadaya, program 'one to one" hingga 2018 itu diyakini tercapai.

Diakui, kemitraan bisa terwujud dengan modal kepercayaan antara petani dan perusahaan dan kemauan yang kuat dari petani. Petani misalnya harus benar-benar mau serius membenahi atau memperbaiki kualitas produksi dengan cara tanam dan panen secara baik dan benar. Harus diakui, perawatan di petani khususnya pemupukan sangat kurang apalagi saat harga turun.

Petani swadaya Amanah di Riau itu misalnya sebelumnya hanya bisa berproduksi sekitar 12 ton per hektare per tahun dan berkat binaan, dewasa ini produksi sudah mencapai 23 ton. (ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: