PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) mengaku mulai menyiapkan diri untuk masuk dalam bisnis digitalisasi perbankan. Pada awal pekan ini, perseroan sudah mulai mengganti sistem core banking-nya untuk dapat lebih mengakselerasi layanan digital.
Direktur Utama Bank Ina Perdana Edy Kuntardjo mengatakan adanya penggantian sistem tersebut sempat membuat operasionalisasi layanan ATM Bank Ina terhenti selama tiga hari, namun saat ini diakuinya nasabah sudah dapat kembali mengakses layanan tersebut tanpa kendala.
"Sistem informasi teknologi kita ganti. Hal ini dalam rangka menuju layanan digital," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Senin (5/6/2017).
Masuknya Bank Ina ke dalam bisnis digital tidak dapat dilepaskan dari aksi korporasi yang baru saja digelar di awal tahun ini. Sebelumnya Edy mengatakan syarat untuk masuk dalam bisnis digital banking adalah status bank BUKU II. Pada tahap awal, perseroan mengaku akan menyiapkan layanan berbasis internet banking terlebih dahulu.
"Sekarang sudah eranya digitalisasi perbankan, kalau ingin tetap prospektif harus begitu," tambahnya.
Dirinya menjelaskan masuknya Bank Ina ke dalam digitalisasi perbankan adalah karena saat ini bisnis tradisional bank tidak dapat dilakukan dengan ekspansif. Ketidakpastian ekonomi baik itu dari sisi domestik maupun global menjadi salah satu penyebab kurang lincahnya bank dalam memetakan lingkup bisnisnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement