Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengupayakan agar pasar-pasar di Ibu Kota NKRI memiliki penyimpangan berteknologi kontrol atmosfir (control astmosfer storage) sehingga bahan pokok dapat ditampung ketika musim panen raya dan harga tetap stabil.
"Pasar Jaya sudah punya mesin penyimpanan dengan teknologi control atmosfer. Ini bisa menampung 60 ton," kata Djarot saat meninjau Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta Timur, Sabtu.
Jika harga komoditas bahan pokok jatuh di bawah harga acuan, pemerintah dan BUMD, seperti Pasar Jaya, dapat menyerap komoditas tersebut sehingga petani tidak merugi dan harga tidak bergejolak.
Menurut dia, harga bahan pokok selain murah untuk konsumen, juga harus tetap wajar untuk petani dan sesuai dengan harga acuan.
Saat ini, sejumlah komoditas seperti bawang merah turun harga dengan kisaran Rp11 ribu per kilogram di Brebes dan cabai merah keriting di beberapa kabupaten Pulau Sumatra dengan harga bervariasi mulai Rp2.000,00 hingga termahal Rp10 ribu/kg.
Dengan adanya penyimpanan tersebut, kata Djarot, hasil panen petani dapat terserap dan membuat komoditas tetap segar hingga jangka waktu 1 bulan untuk dijual.
"Kami sudah bangun dan kerja sama dengan Brebes, Jawa Tengah, untuk bawang merah. Dalam 1 bulan kondisinya masih bagus dan "fresh". Artinya, sudah teruji dan ini teknologi dalam negeri. Pak Menteri Pertanian minta kalau perlu mengadakan mesin ini," katanya.
Menjelang 7 hari sebelum Lebaran, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak ingin harga komoditas bahan pokok bergejolak, terutama karena Jakarta dianggap sebagai parameter yang menentukan kondisi pangan di kabupaten atau kota lain.
"Kita lihat kondisi di DKI Jakarta, begitu terjadi kekurangan akan ada gejolak di daerah lain. Beras, gula, bawang, indikatornya sangat dilihat dan ditentukan dari pasar induk. Peranan food station Cipinang memang luar biasa dalam keseimbangan ini," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Berdasarkan laporan Gubernur, stok beras di Jakarta mencapai 39.767 ton (dengan batas aman 30.000 ton), gula pasir sebanyak 432 ton, dan minyak goreng 422.000 liter. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement