Menlu RI Retno LP Marsudi dalam rangka 50 tahun usia Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyatakan sebuah pesan agar negara-negara anggota ASEAN semakin memperkuat sentralitas dan kesatuan dalam kerangka ASEAN.
Pesan tersebut disampaikan Menlu RI dalam sambutannya pada Konferensi Internasional ASEAN bertema "Strengthening Cooperation and Inclusiveness" yang digelar di Jakarta pada Rabu (19/7/2017), seperti disampaikan dalam keterangan pers yang dilansir laman resmi Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Kamis (20/7/2017).
Menurut Menlu Retno, ASEAN telah berkontribusi pada perdamaian dan kesejahteraan di Asia Tenggara dan dunia. ASEAN juga telah menjadi "mesin" perdamaian, stabilitas dan kemakmuran. Menlu RI juga mengatakan bahwa "ASEAN way" yang mengedepankan budaya dialog dan menghindari diplomasi megafon telah menjauhkan kawasan Asia Tenggara dari konfrontasi.
Diplomasi megafon adalah cara berdiplomasi dengan membuat pernyataan publik mengenai masalah perselisihan, dan tidak bernegosiasi secara langsung.
"Budaya kesetaraan dengan 'sense of brotherhood' dan 'sisterhood' perlu dipelihara. ASEAN konsisten menjadi 'rule-based organization' dengan mengedepankan cara-cara damai dalam hubungan antar negara," ujar Retno.
Terkait dengan tantangan yang dihadapi ASEAN, Menlu Retno menekankan bahwa ASEAN harus dapat mengatasi tantangan rivalitas geopolitik, kejahatan lintas batas terorganisir, dan ketimpangan kesejahteraan.
Di bidang ekonomi, Menlu RI berharap negara-negara anggota dapat meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi ASEAN dari angka saat ini sebesar 4,7 persen, yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi dunia.
Komunitas Ekonomi ASEAN merupakan ekonomi terbesar ketiga di Asia dan ketujuh terbesar di dunia. Selain itu, usaha kecil dan menengah (UKM) ASEAN telah berkontribusi besar pada masa krisis ekonomi, dan mampu menyerap antara 51,7 persen hingga 97,2 persen dari total tenaga kerja. Menlu Retno juga menggandeng negara-negara ASEAN untuk melanjutkan program reformasi ekonomi untuk menumbuhkan lingkungan ekonomi yang kompetitif. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Advertisement