Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inflasi Juni Rendah, Bukti Koordinasi BI-Pemerintah Semakin Solid

Inflasi Juni Rendah, Bukti Koordinasi BI-Pemerintah Semakin Solid Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) menilai inflasi Juni 2017 yang rendah atau bertepatan dengan periode lebaran membuktikan koordinasi BI, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah semakin kuat dalam menjaga inflasi khususnya komponen harga pangan bergejolak (volatile food).

Sekadar informasi, inflasi IHK pada Juni 2017 tercatat 0,69% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode lebaran dalam tiga tahun terakhir sebesar 0,85% (mtm). Berdasarkan komponen, inflasi yang terkendali terutama dipengaruhi inflasi volatile food dan inflasi inti yang lebih rendah dari pola historisnya. Komponen volatile food?mengalami inflasi sebesar 0,65% (mtm), lebih rendah dari rata-rata historis periode lebaran dalam tiga tahun terakhir sebesar 1,78% (mtm).

Inflasi inti Juni 2017 tercatat 0,26% (mtm), lebih rendah dari pola historis inflasi inti periode lebaran tiga tahun terakhir sebesar 0,40% (mtm).

"Bahwa inflasi itu perkembangan sampai year to date lebih rendah dari perkiraan awal tahun, jadi terutama karena sangat baiknya koordinasi pemerintah pusat, BI, dan pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi volatile food. Kan kelihatan pada waktu puasa," ujar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Jakarta, Jumat (21/7/2017).

Meski begitu, Mirza mengakui rendahnya inflasi Juni 2017 juga didorong oleh masih rendahnya daya beli masyarakat yang tercermin dari melambatnya pertumbuhan penjualan ritel.

"Tersirat bahwa pengamatan BI dari data-data sektor konsumsi dan retail masih agak lemah. Memang ada penguatan harga komoditas, penguatan ekspor yang mana diharapkan tercermin pada permintaan masyarakat tapi ternyata recovery-nya tidak seperti perkiraan semula," jelasnya.

Dengan masih melemahnya konsumsi masyarakat, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II akan flat. Namun, BI tetap yakin pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan tahun 2017 tetap berada pada rentang 5,0-5,4 persen.

"Kuartal II kami lihatnya mungkin flat saja dibanding kuartal I. Memang lihat data-data seperti rokok lemah permintaannya. BI terus mencermati pertumbuhan ekonomi yang masih lemah ini dan kredit yang masih agak lemah tersebut. Kita lihat nanti GDP kuartal II yang keluar Agustus sambil melihat perkembangan eksternal," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: