Menurut Direktur Utama RNI, Didik Prasetyo di semester-I ini, perusahaan yang dipimpinnya mengalami kerugian. Tapi kerugian ini masih bisa diatasi bila menggunakan perhitungannya, Rabu (2/8/2017).
Kerugian yang dialami RNI kurang lebih sebesar Rp100 miliar. "Semester satu kita masih mengalami kerugian, kerugian itu sekitar Rp100 miliar. Tapi masih dibawah target, kita ruginya Rp200 miliar," jawabnya.
Menurutnya kerugian yang dialami oleh RNI memang merupakan salah satu karakteristik perusahaan pada sektor ini. ?"Karena kan gini, ini memang karakteristik (seperti) industri gula. Itu kalo di semester satu biaya pada keluar. Karena gilingnya baru bulan juni," ujarnya.
Dari proses penggilingan gula yang terjadi pada bulan juni tersebut, menurutnya pada kuartal ketiga pendapat tersebut baru mulai masuk. "September atau oktober pendapatan baru masuk. Selama ini hanya biaya-biaya yg keluar," ucapnya.
Terkait target produksi gula di 2017, dirinya mengatakan akan mengupayakan sebesar 315 ribu ton. Sementara sekarang ini jumlah produksinya baru sebesar 100 ribu ton."Di RNI gula kontribusinya 35 persen dari laba. Bandingkan tahun lalu kondisinya masih rugi, tapi begitu september gula udah bisa dijual langsung laba," tambahnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Advertisement