Daya beli masyarakat yang dinilai melemah atau menurun dibantah keras oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa berdasarkan indikator Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II/2017 konsumsi rumah tangga tumbuh 4,95%.
Angka ini meningkat bila dibandingkan dengan kuartal I/2017 sebesar 4,94%, namun sedikit melambat bila dibandingkan kuartal II/2016 yang mencapai 5,07%
?Ini membuktikan daya beli masyarakat masih kuat. Kalau ada yang bilang daya beli masyarakat turun saya pastikan tidak. Ini merupakan suatu bukti bahwa konsumsi rumah tangga masih tumbuh kuat,? kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/8/2017).
Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa hampir semua komponen pengeluaran pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan positif, kecuali konsumsi pemerintah yang pertumbuhannya turun 1,39% (yoy), namun andilnya terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2017 sebesar 8,63% (yoy).
"Konsumsi pemerintah ini minus karena gaji ke-3 pemerintah yang dibayarkan pada Juli ini, kalau sebelumnya itu kan ada di Juni biasanya," jelasnya.
Sementara itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tumbuh 5,35% (yoy) dengan andilnya terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2017 sebesar 31,36% (yoy). Disusul oleh pertumbuhan ekspor pada kuartal kedua sebesar 3,36 % (yoy) dan andilnya terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 19% (yoy).
Selain itu, laju Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) pada kuartal kedua 2017 tumbuh 8,49% (yoy) dengan andilnya terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1,18% (yoy). Laju impor mengalami pertumbuhan sebesar 0,55% (yoy), namun andilnya terhadap pertumbuhan ekonomi turun 17,79%(yoy).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement