Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disnak Antisipasi Pasokan Telur Dari Luar

Disnak Antisipasi Pasokan Telur Dari Luar Pekerja mengambil telur di kandang ayam petelur Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (4/4). Akibat cuaca tidak menentu dan hujan hasil produksi telur menurun, dari biasanya menghasilkan 15 peti saat ini hanya mampu memperoleh 12 peti telur atau 4,5 kuital telur per harinya dengan harga jual Rp17.000 per kilogram. Para peternak berharap pemerintah dapat menstabilkan harga telur dipasaran serta mempunyai harga standar. | Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Timika -

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Yosefina Sampelino mengatakan, pihaknya segera mengantisipasi peredaran telur ayam ras yang dipasok dari luar Timika.

"Kita segera antisipasi, jangan sampai pasokan telur ayam dari luar Timika menyebabkan anjloknya harga telur di sini," kata Yosefina di Timika, Jumat.

Yang lebih penting lagi, yaitu mengantisipasi berkurangnya semangat para peternak lokal dalam mengembangkan usahanya lantaran kesulitan mendapatkan pasar akibat dominasi oleh pasokan telur dari luar Timika.

Kabupaten Mimika sejak 2015 telah mampu memproduksi telur ayam ras untuk memenuhi kebutuhan konsumsi perhari melalui peternak ayam petelur yang sebagian besarnya merupakan peternak orang asli Papua.

"Peternak kita sudah mampu produksi sebanyak 8,5 ton telur ayam setiap hari. Itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan telur di Mimika mengingat setiap harinya konsumsi telur di Mimika hanya sebanyak 8,4 ton," katanya.

Dengan demikian, kata Yosefina, Mimika telah swasembada telur ayam ras. Hal ini didukung dengan kebijakan Bupati Mimika melalui surat edarannya kepada pemasok telur ayam ras di wilayah itu untuk menghentikan pasokan telur ayam dari luar Timika pada 2015 lalu.

Yosefina mengaku, kendati telah diterbitkannya regulasi tentang pemberhentian pasokan telur dari luar namun hingga kini pihaknya masih menemukan adanya telur dari luar yang beredar di wilayah itu.

Untuk itu pihaknya akan memperkuat pengawasan yang menurut Yosefina sebagai salah satu kendala yang dihadapi termasuk sinergitas antarSKPD terkait yang mengatur tentang perizinan.

Sesuai dengan data yang dimiliki Disnak Mimika, saat ini terdapat 75 kelompok peternak ayam petelur yang ada di Timika yang total memproduksi telur sebanyak 8,5 ton per hari. Sebagian besar dari kelompok peternak tersebut adalah masyarakat asli Papua baik yang dibina langsung oleh Disnak maupun oleh PT Freeport Indonesia dan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK).

"Dari 75 ada 40 kelompok yang merupakan masyarakat asli Papua. Untuk itu masyarakat lokal harus kita dorong sehingga mereka bisa lebih berkembang lagi," ujarnya.

Sesuai dengan arah pengembangan Disnak Mimika, setelah peternak lokal mampu memenuhi kebutuhan pasar di Mimika maka diharapkan perluasan pasar telur ayam ras lokal Timika dapat disuplai ke kabupaten-kabupaten tetangga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: