Greenpeace Indonesia meminta Pemerintah bertindak tegas terhadap para perusak habitat orangutan yang berdasarkan estimasi terbaru dalam laporan Population and Habitat Viability Assessment (PHVA) Orangutan Indonesia Tahun 2016 jumlahnya semakin menurun.
"Populasi orangutan terus menurun karena deforestasi, penghancuran hutan dan lahan gambut semakin parah," kata Jurukampanye Hutan Greenpeace Indonesia Ratri Kusumohartono di Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Pembukaan hutan dan lahan gambut untuk keperluan industri sangat masif sehingga mempersempit ruang gerak orangutan. Pasalnya, ia mengatakan sebagian besar orangutan hidup di hutan rawa gambut dan dataran rendah, di mana daerah ini sering menjadi sasaran pelaku industri.
Jumlah orangutan di Indonesia terus menurun. Dari estimasi terbaru dalam laporan Population and Habitat Viability Assessment Orangutan Indonesia Tahun 2016 yang diluncurkan hari ini, dinyatakan kepadatan populasi orangutan di daratan Kalimantan (termasuk Sabah dan Sarawak) menurun dari 45 sampai dengan 76 individu per 100 kilometer persegi (km2)(PHVA 2004) menjadi 13 s/d 47 individu per 100 km2.
Laporan tersebut juga menyatakan, hanya 38 persen dari sekitar 71.000 individu orangutan yang akan lestari dalam 100 s/d 500 tahun 2018. Dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, kajian populasi orangutan kali ini dilakukan lebih rinci dengan cakupan wilayah yang lebih luas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement