Sektor Pertambangan dan migas masih menarik bagi perbankan di Kaltim. Bank Mandiri Kaltim masih dominan dalam penyaluran kredit meskipun hal itu dilakukan secara selektif mengingat sempat terjadi keterpurukan ekonomi di sektor ini selama hampir 4 tahun .
Comercial Banking Bank Mandiri Balikpapan ?mengatakan porsi penyaluran kredit masih sektor pertambangan dan perkapalangan menjadi primadonya dalam pemberian kredit korporasi. Namun sektor ini juga tidak lepas menimbulkan persoalan kredit akibat jatuhnya harga di pasaran.
Namun Dia menyatakan pihaknya menerapkan selektifitas yang lebih hati-hati dalam penyaluran kredit di Bank Mandiri disektor tambang.
?Masih besar di tambang, termasuk perkapalan. Kalau digabung dengan perkapalan itu hampir 60-70 persen sisanya masuk ke perdagangan, pertanian, sawit dan industri. Industri itu galangan kapal. Memang comersial heavy disana,? bebernya dalam diskusi ekonomi infrastrukrtur Kaltim, Jumat (25/8/2017).
Lebih lanjut dia menjelaskan untuk perkapalan usaha bermacam-macam seperti shiping yang mensuport pertambangan, shiping migas. ?Dua-duanya kena,? ujarnya.
Tahun ini pihaknya masih ingin menstabilkan situasi penyaluran kredit yang masih berat dari sisi NPL terutama pada sektor pertambangan dan kontruksi (infrastruktur). ?Balikpapan karena masih tinggi tingkat NPLnya kemudian masih berat di sektornya comersial secara nasional tidak tumbuh jadi hanya mengembalikan ke posisi seperti tahun lalu jadi fokus menstabilkan,? jelasnya.
Pengusaha di Kaltim ini diakui peminjaman dana di perbankan termasuk di Bank mandiri digunakan untuk kredit investasi pembelian aset (aktiva tetap) seperti alat berat atau pendukung kegiata usaha mereka. ?Dominan di investasi ya 70 persen karena sektornya. Banyak pertambangan ya dia beli untuk alat berat, kapal juga butuh kapal. Modal kerja kecil,? jelasnya.
Di tanya resiko bisnis seperti itu rentan, Machmuddin menilai bergantung pada bisnis modelnya. ?Pasti semua butuh modal kerja tapi berapa besarnya bergantung pada bisnis model perusahaan. Kayak contoh perdagangan terima cash, dia ?beli barang kemudian terima penjualan barang cash dia nggak butuh modal kerja besar,? terangnya.
Dia mengulas saat pertambangan masih normal, ?kontraktor untuk pengajuan modal ?kerja dibayarkan dengan rentang waktu singkat. ?Dulu waktu masih kondisi normal hampir terim cash. Kerja, inivoicing sebulan bayar. Jadi butuh sebulan modal kerja dibayar. Nggak besar tapi yang besar investasinya, alat-alat beratnya,? bebernya.
Pertumbuhan kredit di sektor ini pada tahun lalu turun sebesar 6 persen di comersila bank ?Mandiri area kaltimra.?Untuk ?Kaltara dia menilai prospeknya lebih bagus karena banyak projek baru yang sedang dicanangkan pemerintah dan swasta yakni perkebunan dan infastruktur serta power plant.
?Kita coba menyasar kesana. Sudah ada nasabah disana kita juga punya kantor disana tapi baru desk,? ujarnya.
Dari Rp2,5 triliun portopolio kredit yang ditawarkan sebanyak 1,5 triliun disalurkan di Samarinda dan Tarakan. ?Balikpapan malah kecil yang besar Samarinda dan Tarakan ?itu Rp1,5 trilun dari Rp2,5 triliun portopolio. Balikpapan Cuma Rp700 miliar. Balikpapan jasa ya, tambang, Shiping banyak di samarinda, kebun banyak di utara,? sebutnya.
Bank mandiri Balikpapan juga melakukan juga melakukan diversifikasi kredit seperti infrastruktur, pertanian, perkebunan kelapa sawit, distribusi makanan dan minuman.
Khusus untuk kontruksi atau infrastruktur kredit di Kaltimra baru sekitar Rp250 miliar per Juni kemarin.
??Itu posisi Juli 2017. Kami komersial sendiri total kredit itu Rp2,4 triliun. Jadi Rp250 miliar itu baru 10 persen. Paling besar tambang, dan itu bermasalah makanya kami melakukan diversifikasi ke infrsturuktur salah satunya, pertanian, perkebunan, kelapa sawit utamanya. Juga distribusi makanan minuman dan industri yang diharapkan harus hadir di Kalimantan Timur,? tukasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement