Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, telah memperingatkan bahwa peluncuran rudal pada hari Selasa di Jepang adalah "pendahuluan penting untuk menguasai" wilayah Guam Pasifik AS, menambahkan bahwa rezimnya akan melakukan lebih banyak uji coba rudal balistik.
Korea Utara mengkonfirmasi jam pemeriksaan sebelum dewan keamanan PBB dengan suara bulat mengutuk peluncuran tersebut dan mengulangi tuntutan bahwa Pyongyang segara menghentikan program rudal balistik dan nuklirnya.
Dewan beranggotakan 15 orang tersebut menggambarkan tindakan Korea Utara sebagai "keterlaluan" dan menyerukan penerapan penuh sanksi keras yang disepakati kurang dari sebulan yang lalu. Namun hal tersebut tidak merekomendasikan tindakan baru melawan rezim tersebut, dan mengatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk solusi damai terhadap krisis nuklir di semenanjung Korea.
"Dewan keamanan menekankan bahwa tindakan DPRK ini tidak hanya menjadi ancaman bagi wilayah tersebut, namun juga untuk semua negara anggota PBB," ujarnya, merujuk pada Korea Utara dengan nama resminya, Republik Rakyat Demokratik Korea atau the Democratic People?s Republic of Korea, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Rabu (30/8/2017).
Pernyataan tersebut mengungkapkan keprihatinan serius bahwa DPRK, dengan upayanya melakukan peluncuran rudal di Jepang dan juga tindakan nekatnya baru-baru ini dan pernyataan publiknya, dengan sengaja merongrong perdamaian dan stabilitas regional.
Pertemuan darurat tersebut dilakukan setelah sebuah rudal jarak menengah Korea Utara yang dirancang untuk membawa muatan nuklir terbang di atas utara Jepang pada hari Selasa pagi.
Rudal tersebut, yang diyakini sebagai Hwasong-12 yang relatif belum teruji, adalah jenis yang sama yang baru-baru ini Kim gunakan untuk mengancam wilayah Guam, sebuah pangkalan militer utama AS yang terletak sekitar 3.000 km (1860 mil) tenggara Korea Utara.
Kantor berita KCNA Korea Utara mengatakan bahwa Kim telah "secara pribadi mengarahkan" rudal tersebut, yang merupakan tanggapan atas latihan militer yang melibatkan puluhan ribu tentara dari Korea Selatan dan AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
Advertisement