Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Industri Makanan Skala Kecil di Sulsel Bertumbuh Negatif

BPS: Industri Makanan Skala Kecil di Sulsel Bertumbuh Negatif Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan Nursam Salam menyatakan industri makanan skala mikro dan kecil mengalami pertumbuhan negatif, baik secara triwulanan maupun tahunan. Hal itu berdampak pada menurunnya pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Sulsel. Bahkan, laju pertumbuhannya berada di bawah angka nasional.

"Pada triwulan II-2017, industri makanan mikro dan kecil di Sulsel mengalami kontraksi yang cukup besar. Secara triwulanan, pertumbuhannya -32,78 persen dan secara tahunan, pertumbuhannya -32,22 persen. Itu tentunya berada di bawah angka nasional, masing-masing -2,89 persen dan 1,87 persen," kata Nursam di Makassar, belum lama ini.

Berdasarkan data BPS, pertumbuhan produksi manufaktur skala mikro dan kecil di Sulsel pada triwulan II-2017 mengalami kontraksi -11,94 persen. Torehan itu di bawah angka nasional sebesar 0,47 persen. Kontraksi alias pertumbuhan negatif juga terjadi secara tahunan di mana pertumbuhannya -11,23 persen atau di bawah angka nasional sebesar 1,32 persen.

"Secara tahunan, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Sulsel bila dibandingkan dengan angka nasional lebih rendah 12,55 poin. Sedangkan secara triwulanan, pertumbuhan di Sulsel dibandingkan nasional lebih rendah 12,41 poin," tutur Nursam.

Khusus industri makanan, Nursam mengungkapkan kontraksi yang dialami pada industri manufaktur mikro dan kecil tidak terjadi pada industri besar dan sedang. Malah, industri makanan menjadi satu-satunya elemen industri manufaktur yang bertumbuh positif.

"Industri makanan besar dan sedang di Sulsel bertumbuh positif. Untuk triwulan II kenaikannya berkisar 3,2 persen. Jika dibandingkan dengan industri barang galian bukan logam dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus serta barang anyaman dari bambu maka pertumbuhan industri makanan paling baik untuk skala besar dan sedang. Kedua industri itu mengalami kontraksi masing-masing -0,11 persen dan -4,95 persen," ulas Nursam.

Bertumbuh negatifnya kedua industri selain makanan, Nursam menuturkan membuat pertumbuhan produksi industri manufaktur skala besar dan sedang di Sulsel berada di bawah angka nasional. Kendati masih bertumbuh positif sebesar 2,37 persen, angka itu masih di bawah angka nasional sebesar 2,57 persen.

"Tapi secara tahunan Sulsel masih di atas angka nasional. Perbandingannya antara 5,37 persen dengan 4 persen," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: