Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Misbakhun: RAPBN 2018 Cukup Kredibel dan Rasional

Misbakhun: RAPBN 2018 Cukup Kredibel dan Rasional Kredit Foto: Ferry Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rapat kerja Komisi XI DPR bersama Menteri Keuangan, wakil menteri Keuangan, Kepala Bappenas, Gubernur Bank Indonesia, Kepala Badan Pusat Statistik mengenai Asumsi Dasar RAPBN 2018, anggora komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menyoroti mengenai kredibilitas? APBN yang telah disusun? sudah rasional dan bisa diterima pasar.

Mengingat hal ini bukan sebuah keputusan dari Pemerintah semata tapi keputusan bersama, Misbakhun yakin target pertumbuhan ekonomi 5,4% dasar pertimbangannya harus didasarkan pertimbangan yang matang karena tahun ini adalah tahun keempat pemerintah Presiden Jokowi. Bukan hanya sudah melakukan apa tapi mau melakukan apa.

"Saya? menginginkan pemerintah lebih fokus agar pasar lebih didalami dan ada penguatan untuk membangunnya," kata Misbakhun di gedung DPR Senayan, Kamis (7/09/2017).

Misbakhun? percaya ada ruang yang dibangun, bagaimana nanti pertumbuhan ekonomi 5,4% ditopang dari penerimaan pajak yang kuat. Pertumbuhan pajak yang masih 9,3% memang jauh dari sebelumnya yang mampu mencapai 10% sampai 12%.

"Kalau penerimaan pajak tinggi maka pemerintah tak perlu lakukan self Blocking dan pemotongan anggaran," ujar Misbakhun.

Mantan pegawai pajak ini juga menyoroti mengenai inflasi, bahwa ini perlu keyakinan dari pemerintah. Pasalnya, pertumbuhan yang tinggi tanpa adanya pengendalian inflasi yang akhirnya tetap tinggi tidak menghasilkan apapun.

"Saya ingin sampaikan kepada pemerintah seperti satgas ketahanan pangan harus dibicarakan dalam rapat pemerintah supaya pasar tidak kontraksi pada hukum. Yang ada bukan upaya persuasif tapi upaya hukum saja," katanya.

Terkait nilai tukar, Misbakhun meminta upaya yang sungguh-sungguh kalau bisa sanksi bagaimana menggunakan SDA di Indonesia tapi tidak memarkir dana di luar negeri. Jadi, ini perlu dilakukan untuk memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar.?Mengenai suku bunga, menginginkan agar segera diturunkan agar imbal baliknya bisa diterima. Selama ini belum pernah kita menunda imbal bayar dan ini jadi kesempatan bagi kita untuk terbitkan surat utang dengan yield (bunga) yang lebih rendah.

"Saya sudah sering berbicara tentang utang, maka stategi kita adalah menerima imbal balik yang jelas," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: