Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Belgia, Bos Bursa Sebut Capital Gain Pasar Modal Indonesia Paling Kecil

Di Belgia, Bos Bursa Sebut Capital Gain Pasar Modal Indonesia Paling Kecil Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio membuka perdagangan bursa di Belgia, yakni Brussel Stock Exchange (Euronext) yang dilanjutkan seminar dengan tema Invest in Bountiful Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Tito memaparkan hal yang sangat menarik dari investasi di Pasar Modal Indonesia dibandingkan dengan investasi negara-negara lain, khususnya di negara di kawasan Asia Tenggara, yakni tidak adanya pajak dari selisih keuntungan transaksi saham (capital gain).

"Transaksi di Pasar Modal Indonesia hanya dikenakan pajak penghasilan sebesar 0,1 persen dari transaksi yang dilakukan," katanya, dalam keterangan resmi, di Jakarta, Rabu (27/7/2019).

Tito menjelaskan, penerapan pajak penghasilan tersebut berbeda dengan yang diterapkan jika investor melakukan transaksi di bursa negara tetangga. Seperti Singapura yang menetapkan pajak 22 persen dari setiap keuntungan transaksi saham untuk investor ritel dan 17 persen dari keuntungan untuk investor institusi.

"Lalu Thailand yang memberikan pajak 20 persen dari keuntungan untuk penduduk dan 15 persen untuk non penduduk. Malaysia untuk investor ritel juga menetapkan pajak lebih dari 28 persen dari keuntungan yang didapatkan dan untuk investor institusi dikenakan pajak 24 persen dari keuntungan," terangnya.

Tito pun mengungkapkan apabila Pasar Modal Indonesia memberikan imbal hasil investasi yang tertinggi di antara bursa-bursa utama dunia dalam jangka panjang. Selama 10 tahun terakhir, jika imbal hasil investasi di bursa-bursa negara lain paling tinggi sebesar 129 persen, maka return investasi di BEI mencapai 193 persen.

"Selama 10 tahun terakhir, imbal hasil yang di bawah BEI adalah 129 persen yang dicatatkan oleh bursa Philipina, 127 persen oleh Thailand, 62 persen oleh Indeks CSI 300 bursa Tiongkok, 59 dan 58 persen masing-masing oleh Indeks Dow Jones dan S&P 500 Amerika Serikat, serta 50 persen oleh Bursa Malaysia," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: