PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) meraih pendapatan Rp4,9 triliun hingga semester I tahun ini atau turun 3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersih juga relatif datar menjadi Rp487 miliar. Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya mengakui permintaan sektor properti Indonesia pada semester I 2017? masih relatif lemah.
"Namun model bisnis kami yang seimbang sekali lagi telah menopang total pendapatan," kata Budi di Jakarta, kemarin (9/10/2017).
Menurutnya, pendapatan perseroan ditopang oleh pendapatan recurring LPKR yang tumbuh sebesar 8% (yoy) menjadi Rp3,6 triliun dan berkontribusi sebesar 73% terhadap total pendapatan LPKR yang didukung oleh pertumbuhan yang kuat dari divisi Healthcare dan Mal.
Untuk pendapatan divisi Healthcare meningkat 8% (yoy) menjadi Rp2,8 triliun. Lalu, 47% pendapatan pendapatan divisi Healthcare sebesar Rp1,3 triliun disumbang oleh enam rumah sakit yang dimiliki perusahaan. "Kunjungan pasien rawat jalan meningkat sebesar 10%," paparnya.
Sepanjang tahun ini perseroan melalui anak usahanya, Siloam, telah mengambil alih empat rumah sakit dan juga telah membuka empat rumah sakit greenfield?sehingga jumlah rumah sakit di bawah pengelolaan Siloam menjadi 31.
Untuk pendapatan divisi komersial yang terdiri dari Mal Ritel & Hotel naik sebesar 5% (yoy) menjadi Rp363 miliar. Pendapatan Mal naik sebesar 17% (yoy) menjadi Rp191 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari Lippo Mal Puri, Baubau, dan Jambi. "Pada semester satu 2017, Lippo Malls telah mengelola 47 mal di seluruh Indonesia," tambahnya. Sementara itu pendapatan Hotels & Hospitality mengalami penurunan sebesar 6% (yoy) menjadi Rp172 miliar.?
Untuk pendapatan divisi Residential & Urban Development juga menurun sebesar 25% (yoy) menjadi Rp1,3 triliun dengan pendapatan dari Townships turun sebesar 41% (yoy) menjadi Rp687 miliar. Pendapatan dari Large Scale Integrated Developments naik sebesar 6% (yoy) menjadi Rp648 miliar dengan pengakuan pendapatan proyek-proyek dalam tahap konstruksi, seperti Millenium Village, Orange County, dan Lippo Thamrin Office telah dibukukan berdasarkan persentase penyelesaian konstruksi.
"Pada semester dua tahun ini, kami dapat melihat adanya perkembangan permintaan pada sektor properti. Dengan adanya akuisisi properti terpadu di Pulau Buton oleh First REIT, sekali lagi merupakan bukti atas keberlanjutan strategi asset light atau recycling capital LPKR yang akan meningkatkan arus kas serta memperkuat neraca perusahaan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement