International Finance Corporation baru saja mengikat kerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan Green Building Council (GBC) untuk mendorong penerapan bangunan gedung hijau guna peningkatan ketahanan iklim. Kerja sama tersebut ditandatangani oleh CEO yang berasal dari 10 firma arsitektur.
Ihwal kerja sama ini dilandasi atas predikat Indonesia sebagai negara terpadat? ke empat di dunia dan juga penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ke empat setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan India. Sebagai bagian dari rencana untuk mengurangi emisi hingga 29% di 2030, pemerintah mendorong efisiensi energi yang lebih tinggi pada bangunan.?
Presiden World Green Building Councing Tai Lee Siang mengatakan sektor bangunan merupakan konsumen energi akhir ketiga terbesar di negeri ini setelah sektor industri dan transportasi. Hal tersebut menyumbang 27% dari total konsumsi energi akhir dan diperkirakan meningkat menjadi 39% pada 2030.?
Chairman GBC Indonesia Naning Adiwoso menambahkan, perubahan iklim, masalah lingkungan, dan pertumbuhan penduduk memaksa kita untuk menciptakan tempat tinggal yang lebih baik. "Green building bukan lagi pilihan, tetapi merupakan suatu kebutuhan," katanya usai penandatangan kerja sama di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Lebih lanjut dirinya mengatakan IFC dan GBC Indonesia bertujuan untuk mengubah 20% dari total bangunan baru atau setara dengan 80 ribu unit perumahan menjadi bangunan gedung hijau di beberapa kota pilihan pada 2021. Tingkat penetrasi ini akan membantu mengurangi 1,2 juta metrik ton emisi gas rumah kaca per tahun, menghindari penggunaan listrik 500 MWh, dan menghemat hampir USD200 juta per tahun pada 2021.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement