- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Targetkan 35 Perusahaan IPO, BEI Yakin Pendapatan Capai Rp1,07 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2018 memproyeksikan pendapatan yang akan diperoleh sebesar Rp1,07 triliun atau meningkat 12,81 persen dibandingkan pendapatan 2017 senilai Rp949,74 miliar.?
Peningkatan proyeksi tersebut disebabkan perkiraan adanya penambahan pada pos Pendapatan Usaha sebesar 14,39 persen. Proyeksi atas Biaya Usaha BEI untuk tahun 2018 adalah sebesar Rp924,04 miliar (termasuk Biaya Pungutan OJK dengan asumsi 15 persen dari total pendapatan untuk 2018) sehingga Laba Sebelum Pajak menjadi Rp147,36 miliar.?
"Setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp46,98 miliar maka perkiraan perolehan Laba Bersih BEI di tahun 2018 adalah sebesar Rp100,38 miliar," ujar Direktur Utama Tito Sulistio di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Sementara total aset BEI pada 2018 diproyeksikan sebesar Rp2,55 triliun atau naik 5,74 persen dari RKAT 2017-Revisi yang berjumlah Rp2,41 triliun. Adapun Saldo Akhir Kas dan Setara Kas (termasuk investasi jangka pendek) di 2018 diproyeksikan mencapai Rp1,31 triliun.
BEI juga meningkatkan 35 emiten yang mencatatkan saham baru (IPO) serta sebanyak 60 Perusahaan Tercatat yang melakukan pencatatan tambahan (right issue dan saham bonus). Adapun target emisi obligasi yang dipatok BEI di tahun 2018 adalah sebanyak 80 emisi obligasi korporasi dan 156 obligasi negara.?
"Target-target tersebut disusun dengan mempertimbangkan stabilitas dan peningkatan perekonomian nasional di tahun 2018, yang pada gilirannya menjaga kepercayaan calon Perusahaan Tercatat dalam menghimpun dana modal dari pasar modal. Secara khusus, penambahan jumlah Perusahaan Tercatat di BEI ditempuh dengan pelaksanaan Program Kerja meliputi kegiatan sosialiasi dan edukasi bagi calon-calon Perusahaan Tercatat, penguatan underwriter dan profesi penunjang, serta inisiatif penyempurnaan dalam proses IPO (Electronic Book Building)," jelasnya.
BEI pun menetapkan asumsi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) BEI tahun 2018 sebesar Rp9 triliun atau meningkat dibandingkan RKAT 2017-Revisi sebesar Rp7,75 triliun.?
"Penetapan asumsi RNTH tersebut didasarkan pada beberapa asumsi yakni optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia, meningkatnya eksposure kenaikan peringkat investasi menjadi investment grade rating dari lembaga pemeringkat Standard and Poor?s (S&P), potensi peningkatan jumlah investor baru dan aktivitas IPO perusahaan, serta optimalisasi produk kebursaan (LQ45 Futures dan Indonesia Government Bond Futures). Di samping itu, asumsi kenaikan RNTH di tahun depan juga dipengaruhi oleh mulai beroperasinya PT Pendanaan Efek Indonesia," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement