Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Muradi menyatakan Partai Golkar terancam mengalami eskalasi negatif di tingkat kader jika Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi tidak usung partainya sendiri pada Pemilihan Gubernur Jabar 2018.
"Partai Golkar harus melakukan pertimbangan yang komprehensif dalam melakukan 'positioning' politik di Jawa Barat," katanya, dalam siaran pers yang diterima di Purwakarta, Kamis.
Dikatakannya, sejak tahun 1998 tidak ada kader Golkar yang dibicarakan secara massif oleh publik Jawa Barat selain Ketua DPD-nya saat ini, yakni Dedi Mulyadi. Hal tersebut disampaikan terkait munculnya kabar kalau DPP Partai Golkar memilih untuk mencalonkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Anggota DPR RI Daniel Muttaqien dalam satu paket pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Jawa Barat pada Pilgub Jabar 2018.
Eskalasi negatif ditingkat kader yang kemungkinan terjadi jika Dedi Mulyadi tidak diusung Golkar pada Pilgub Jabar itu akan berlanjut ke Pemilu 2019.?Nantinya, Golkar akan kehilangan kepercayaan dari pengurus dan kader di bawah kepada jajaran elitnya. Padahal, elektabilitas Partai Golkar dibawah kepemimpinan Dedi Mulyadi di Jawa Barat sedang moncer.
"Ini akan berdampak ke Pemilu 2019 nanti, sebab elit Golkar di DPP telah melakukan demoralisasi kadernya di Jawa Barat. Semua orang mengetahui bahwa kerja politik Dedi Mulyadi untuk Golkar itu sangat bagus, elektabilitas partai ini naik dari waktu ke waktu," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement