PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp3 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun 2017, atau tumbuh 21% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba didorong pendapatan bunga bersih (net interest income) akibat dari proses transformasi yang sedang berlanjut, pengelolaan biaya operasional yang baik, dan biaya kredit (cost of credit) yang lebih rendah.?
"Danamon terus mencatat pertumbuhan laba seiring dengan strategi kami untuk mengoptimalkan operasional dan diversifikasi sumber pendapatan sesuai dengan rencana. Kualitas aset kami menunjukkan peningkatan signifikan yang ditandai oleh penurunan biaya kredit. Pada saat yang sama, biaya dana atau cost of fund terus menurun sejalan dengan pembenahan pada pendanaan dan peningkatan rekening tabungan yang bersifat granular," kata Chief Financial Officer dan Direktur Danamon Vera Eve Lim di Jakarta, Senin (30/10/2017).? ?
Pertumbuhan pada portofolio kredit UKM, enterprise, dan mortgage portofolio kredit Danamon terus bergeser menuju segmen non-mass market. Danamon membukukan pertumbuhan pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), enterprise, dan mortgage. Kredit pada segmen UKM tumbuh 10% menjadi Rp27,5 triliun.
Portofolio enterprise terdiri dari perbankan korporasi, komersial, dan institusi keuangan, tumbuh 7% menjadi Rp35,7 triliun. Sementara kredit mortgage tumbuh 31% menjadi Rp5,4 triliun.
"Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 5% menjadi Rp119,2 triliun dibandingkan setahun sebelumnya. Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 7% untuk roda dua dan 8% untuk roda empat dibandingkan setahun sebelumnya. Pembiayaan total Adira Finance adalah sebesar Rp44,2 triliun atau tumbuh 1% dibandingkan setahun sebelumnya," tutur Vera.
Dengan kondisi tersebut, rasio kredit terhadap total pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) pada 93,8%. Pada saat yang sama, giro dan tabungan (CASA) naik 5% menjadi Rp47,8 triliun. Sementara rasio CASA tumbuh menjadi 47,5% dari 43,9% pada setahun sebelumnya. Deposito menurun 9% menjadi Rp52,7 triliun melalui pelepasan dana mahal.
Rasio kecukupan modal Danamon (capital adequacy ratio/CAR) tetap menjadi salah satu yang terbaik di antara bank-bank di kelompoknya. CAR konsolidasian berada pada posisi 22,3%, sementara CAR bank only berada pada 23,8%.
Selain itu, Danamon juga terus meningkatkan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin. Total Kredit Bermasalah (non-performing loans/NPL) turun 6% menjadi Rp3,9 triliun pada saat NPL industri naik 3% dibandingkan setahun sebelumnya.
"Rasio kredit bermasalah (Gross non-performing loans) Danamon tercatat pada 3,3%, yang masih di bawah batas yang ditentukan regulator, yaitu 5%. Biaya Kredit (Cost of Credit) juga menurun 25% menjadi Rp2,5 triliun. Rasio biaya kredit (Cost of Credit Ratio) berada pada tingkat 2,6% atau membaik 90 bps dibandingkan setahun sebelumnya," jelas Vera.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement