Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Kata Buruh di Surabaya yang Demo Soal Kenaikan Cukai Rokok

Ini Kata Buruh di Surabaya yang Demo Soal Kenaikan Cukai Rokok Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Ribuan buruh dan sopir angkutan menggelar aksi turun jalan, Selasa (31/10) siang di Surabaya yang mengepung Gedung Grahadi Surabaya, Jawa Timur di Jalan Gubernur Suryo, para buruh menuntut revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan, masalah kenaikan cukai rokok yang mengancam industri rokok dan ujung-ujungnya, PHK masal.

Ketua?Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman (PD FSP RTMM-SPSI) Provinsi Jatim, Purnomo secara tegas menyatakan, kenaikan tarif rokok secara rata-rata tertimbang sebesar 10,5 persen pada 2017, menyebabkan volume industri anjlok hingga enam persen pada semester pertama 2017.

Ia ini menilai, bahwa kenaikan tarif cukai yang eksesif dipastikan akan mempercepat kematian industri hasil tembakau. Hal ini tentu akan memengaruhi penghidupan ratusan ribu buruh pekerja di pabrik rokok dan pelaku ritel pasar.

"Kami meminta pemerintah, dalam menentukan tingkat cukai untuk mempertimbangkan masalah ketenagakerjaan, khususnya nasib buruh rokok,? tegas Purnomo saat ditemui Warta Ekonomi disela demo buruh di Surabaya.

Ia mengatakan, diterbitkannya PMK Nomor146/PMK.010/2017 ?pemerintah menaikkan tarif cukai sebesar 10,4 persen akan makin membebani produsen rokok.

"Jika kenaikan tarif cukai rokok terlalu tinggi seperti tahun 2017, maka penjualan semakin sulit dan otomatis pabrik akan mengurangi jumlah pekerjanya,? ungkapnya

Sementara itu ?Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jatim, Ahmad Fauzi mengatakan, penerapan Upah Minimum Provinsi (UMP) sangat tidak relevan dan harus ditolak.

?Sebab, di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur sudah menerapkan UMK semua,? kata Fauzi.

Disisi lain Wakil Gubernur Jatimr, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyatakan, menyelesaikan persoalan buruh tidaklah mudah dan butuh waktu cukup panjang dan melakukan duduk bersama

?Ini yang kita lakukan. Kita tahu bahwa ada yang ingin cepat permasalahannya ini, tetapi ya tidak gampang,? ucap Gus Ipul.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: