PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI mengakui target pertumbuhan kredit tahun ini tidak akan sesuai terget yang direncanakan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Dalam RBB-nya BNI menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini dapat tercapai 15-17 persen.
"Memang semula kita proyeksikan segitu, tapi setelah lihat pertumbuhan kredit di September 2017 sebesar 8 persen (ytd), jadi kita perkirakan sampai akhir tahun 13 persen, sedikit terkoreksi," ujar Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Baiquni menjelaskan, terkoreksinya pertumbuhan kredit disebabkan sejumlah faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Untuk faktor internal, Baiquni mengakui pihaknya masih kekurangan SDM untuk memperkuat manajemen penanganan kredit dan menggenjot kredit terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Seperti KUR sendiri kalau tahun lalu kita tumbuh sesuai target dari pemerintah Namun, saat ini kita masih berjuang penuhi itu karena arahan pemerintah tidak dominan lagi disalurkan ke sektor perdagangan, tapi prioritas yang ke sektor produktif, pertanian. Ini membuat kita alami sedikit perlambatan pertumbuhan kredit," ucapnya.
Hingga akhir kuartal III 2017, penyaluran kredit yang telah dilakukan BNI adalah sebesar Rp421,41 triliun. Adapun angka tersebut mengalami pertumbuhan mencapai 13,3 persen (yoy) dari realisasi kredit di periode yang sama tahun lalu, yakni Rp372,02 triliun.
Sementara menurut data Kemenko Perekonomian, penyaluran KUR BNI hingga 31 Agustus 2017 baru sekitar Rp5 triliun, jauh dari target yang diberikan pemerintah. Untuk segmen KUR mikro BNI telah menyalurkan sebesar Rp59,95 miliar, KUR segmen ritel Rp4,37 triliun dan KUR penempatan TKI sebesar Rp30,65 miliar. Adapun porsi yang diberikan oleh pemerintah kepada BNI untuk penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp12 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Advertisement