Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meminta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memanfaatkan data yang dimiliki untuk merestrukturisasi sistem kesehatan di Indonesia.
Rudiantara di Jakarta, Rabu mengatakan data kesehatan masyarakat yang dimiliki BPJS Kesehatan, salah satunya bisa digunakan sebagai cara agar masyarakat mendapatkan pengobatan dengan biaya paling minim.
Rudiantara memisalkan peserta BPJS Kesehatan yang aktif dari total 185 juta peserta, bisa menentukan jumlah obat yang harus didistribusikan dan dipasarkan oleh suatu industri farmasi.
Jika suatu obat generik mampu memenuhi kebutuhan pengobatan pasien, kata Rudiantara, cukup diberikan obat tersebut tanpa harus ada obat lain yang harganya lebih tinggi.
"Kita harus bisa memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih murah. BPJS akan bisa memberikan kontribusi mengubah tatanan industri farmasi di Indonesia, dampaknya akan ke sana. Saya minta, saya berharap BPJS mainkan peran itu," kata Rudiantara.
Untuk selanjutnya, lanjut Menkominfo, BPJS juga harus mengolah data peserta BPJS Kesehatan yang sakit dan menganalisa penyakit serta keluhannya.
Rudiantara membayangkan sistem pelayanan kesehatan tingkat pertama ke depannya bisa dilakukan oleh mesin dengan kecerdasan buatan atau "artificial intelegent", yang datanya didapatkan dari hasil pengolahan data peserta JKN-KIS.
"BPJS bukan sekadar jadi asuransi kesehatan masyarakat, tapi ujung tombak dari restrukturisasi kesehatan di Indonesia. Manfaatkan 'database' ini. BPJS istilah saya itu duduk di atas tambang emas, yang bisa membuat struktur kesehatan Indonesia lebih cepat maju," kata Rudiantara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement