Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Solo menyosialisasikan transaksi nontunai untuk ruas jalan tol Solo-Kertosono di acara hari bebas kendaraan di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu (19/11/2017).
"Kampanye bertujuan sebagai salah satu bentuk edukasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat sehingga lebih siap dalam melakukan pembayaran di jalan tol dengan transaksi elektronik," kata Deputi Direktur BI Kantor Perwakilan Solo Bandoe Widiarto di sela sosialisasi.
Ia mengatakan implementasi elektronifikasi pembayaran jalan tol bertujuan untuk mendukung program gerakan nasional nontunai (GNNT) dalam rangka menciptakan efisiensi perekonomian nasional.
"Program GNNT merupakan program yang diprakarsai BI, ditujukan agar mampu mendorong perubahan metode pembayaran transaksi yang semula masih tunai menjadi nontunai dengan menggunakan media elektronik. Hal ini berkaitan dengan peran BI sebagai otoritas sistem pembayaran yang mengatur dan mengembangkan sistem pembayaran," katanya.
Selain elektronifikasi pembayaran jalan tol, dikatakannya, implementasi transaksi nontunai di Kota Solo juga sudah dilakukan pada jenis transaksi lainnya, seperti parkir di Area Singosaren, retribusi di pasar tradisional, tiket kendaraan umum, pembayaran pajak, dan warung gotong rotong (warong) untuk pemberian bantuan sosial.
Implementasi elektronifikasi ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap program Solo Menuju Smart City pada 2018. Meski jalan tol Solo-Kertosono merupakan satu-satunya jalan tol di Solo Raya yang rencananya baru akan beroperasi pada 2018, BI Solo bersama dengan operator tol dan perbankan tetap berinisiatif untuk melakukan kampanye elektronifikasi sedini mungkin kepada masyarakat, katanya.
Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu bukti kesiapan, kesungguhan, dan komitmen perbankan untuk memenuhi kebutuhan uang elektronik dari masyarakat serta bagi PT SNJ dalam memberikan layanan pembayaran nontunai saat jalan tol efektif dibuka.?
"Implementasi elektronifikasi ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan di jalan tol terkait antrian yang diakibatkan lamanya transaksi dengan tunai. Penggunaan uang elektronik dapat menghemat waktu dari yang semula 10 detik untuk tunai menjadi 2 detik," katanya.?
Selain itu, dikatakannya, penggunaan uang elektronik juga dapat mengurangi risiko uang palsu dan juga risiko keamanan bagi masyarakat pengguna.
Sementara itu, Bandoe mengatakan kegiatan kampanye tersebut merupakan kegiatan yang kedua setelah kampanye pertama yang diadakan pada 1 Oktober 2017 di Pintu Tol Ngasem dan Klodran.
Pada sosialisasi tersebut juga dilakukan pengenalan masing-masing produk uang elektronik oleh perbankan, yaitu E-Money dan E-Toll dari Bank Mandiri, Brizzi dari BRI, Blink dari BTN, E-Bima dari Bank Jateng, Flazz dari BCA, dan Tap Cash dari BNI.
"Ke depannya, Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dan menindaklanjuti bersama pihak-pihak terkait dalam rangka kesiapan kartu uang elektronik termasuk jumlahnya, kesiapan mesin reader perbankan, kesiapan mesin top up kartu, serta kesiapan masyarakat dalam elektronifikasi pembayaran jalan tol antara lain dengan melaksanaan sosialisasi termasuk simulasi tapping," katanya. (FNH/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement