Pemerintah Indonesia melalui PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menyepakati kerja sama dalam rangka mengembangkan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di tanah air dengan Denmark.?
Komitmen kerja sama ini dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman dan Badan Energi Denmark dan Kedutaan Besar Denmark di Indonesia yang disaksikan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen di Jakarta, Rabu (29/11/2017).?
Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengatakan MoU tersebut diharapkan dapat membantu integrasi sumber energi yang fluktuatif seperti angin dan tenaga surya dalam sistem ketenagalistrikan Indonesia.
"Selama 40 tahun terakhir Denmark sudah menjalani transisi sebagai negara yang 100% bergantung pada energi fosil, menjadi salah satu pemimpin dunia dalam hal energi terbarukan dan efisiensi energi," kata Lars Lokke Rasmussen.
Ia berharap kerja sama antar pelaku usaha kedua negara dapat terjalin melalui pertukaran pengalaman dan keahlian, bahkan investasi pembangunan PLTB di Indonesia menyusul kesepakatannya dengan Presiden Joko Widodo dalam pengembangan sektor energi baru terbarukan.
"Kerja sama antar pemerintah mengindikasikan bahwa Indonesia berpotensi menambah proporsi energi terbarukan ke dalam sistem, dan Denmark sangat ingin membantu upaya tersebut," imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan ada empat aspek penting dalam pengembangan PLTB, yakni kapasitas, lokasi, teknik yang digunakan, serta mitra lokal yang ingin diajak bekerja sama.
Menurutnya, Indonesia bisa belajar banyak dari Denmark yang memiliki proporsi PLTB terbesar dunia mencapai lebih dari 40%. Pada 2014 tercatat PLTB di Denmark mampu mencukupi 39% konsumsi listrik penduduknya.
Sementara Indonesia, Jonan melanjutkan, baru mulai mengembangkan sumber energi alternatif ini dengan membangun tiga PLTB yang berada di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.
"Saya mendapat data dari Dubes Denmark (Rasmus) Kristensen bahwa tarif listrik yang dihasilkan dari PLTB di Denmark itu kurang dari 4 sen per kWh. Ini adalah fakta yang tidak mudah dipercaya orang, bahkan di departemen saya. Karena itu saya selalu meyakinkan mereka bahwa suatu saat energi terbarukan akan lebih murah daripada energi fosil," tutur Jonan.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi energi berbasis angin di Indonesia sebesar 950 MW, sedangkan potensi panas bumi mencapai 29,4 MW, potensi tenaga matahari 112 GWp, potensi hidro dan minihidro 75 GW, potensi biofuel dan biomassa mencapai 60 GW.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement