Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menguji Kehebatan Kota Lumbung Energi

Menguji Kehebatan Kota Lumbung Energi Kredit Foto: Irwan Wahyudi
Warta Ekonomi, Palembang -

Sumatera Selatan disebut-sebut sebagai provinsi lumbung energi nasional karena kemampuannya mendukung kebutuhan listrik, gas dan minyak bumi daerah lain, khususnya di Jawa.

Meski demikian, bukan berarti daerah itu terbebas dari byar-pet (pemadaman hingga tiga kali lebih dalam satu hari) hingga pemadaman bergilir karena kekurangan daya listrik.

Salah satu penyebabnya karena sistem energi listrik yang tersedia hanya satu jalur. Singkat cerita, saat gangguan terjadi faktanya tidak ada sistem lain yang bisa dipakai untuk mem-"backup".

Persoalan klasik di Sumsel ini mulai dibenahi, khususnya setelah Kota Palembang ditetapkan sebagai tuan rumah Asian Games XVIII Tahun 2018 pada 2014 silam.

General Manager PT PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu, Daryono mengatakan sistem kelistrikan Kota Palembang saat ini jauh lebih andal jika dibandingkan sebelumnya karena seluruh jaringan distribusi telah membentuk ring (spindel).

Sehingga ketika terjadi kegagalan sistem maka jaringan bisa saling bermanuver untuk mendukung area yang sedang bermasalah selama proses perbaikan.

Uniknya, tidak semua kota di Indonesia memiliki jaringan spindel seperti Kota Palembang ini.

Daryono pun menyelipkan kata-kata, bahwa infrastruktur andal ini patut disyukuri masyarakat setempat karena kota tempat tinggal mereka sudah setara dengan kota-kota internasional di dunia, sebut saja seperti Singapura.

Hal ini tak lain karena khusus untuk Asian Games ini, PLN membangun tiga gardu induk, yakni GIS Barat, GIS Timur yang diperkirakan selesai Maret 2018 dan GIS Kenten yang diperkirakan selesai Desember 2017.

Gardu induk yang berfungsi menurunkan beban tegangan dari sistem transmisi ini ditambah, tak lain untuk meningkatkan keandalan penyaluran beban ke konsumen.

Seperti diketahui, sistem transmisi Kota Palembang terdapat dua jalur, yakni sistem 150 KV dan 275 KV, yang mana beban kedua jalur ini tidak merata sehingga setiap jalur meski di-backup gardu induk baru.

Untuk lebih menyakinkan lagi, PLN juga menambah gardu sisipan untuk mengantisipasi terjadinya drop tegangan karena adanya beban yang berlebihan.

Dari sisi pasokan juga tak kalah gencar. Saat ini PLN juga telah menjalankan proyek Sumsel 5, yakni PLTU Bayung Lincir, Musi Banyuasin, berkapasitas 2x150 kVA.

Pasokan ini menjadi penyangga Kota Palembang dari wilayah Selatan mengingat selama ini support selalu dari Timur, yakni dari Lahat, Muaraenim dan Prabumulih.

"Dengan begitu keandalan Kota Palembang benar-benar terjamin," kata Daryono.

Khusus untuk kawasan kompleks olahraga "Jakabaring Sport City" yang menjadi pusat pertandingan Asian Games, PLN juga membangun Gardu Induk New Jakabaring berkapasitas 2x60 mVA yang beroperasi penuh pada Desember 2017.

GI New Jakabaring ini untuk menyupport kebutuhan venue 14 cabang olahraga yakni sepak bola, basket, tenis/soft-tenis, voli, kano/kayak, dayung, menembak, triathlon, sepak takraw, panjat tebing, boling, serta ada tambahan lagi yakni skateboard dan wakeboard.

Menurut Daryono, kebutuhan Jakabaring Sport City hanya 20 mVA, sedangkan support dari GI New Jakabaring sebesar 120 mVA. Artinya baru terpakai 10 persen.

Keandalan itu juga dicover oleh empat penghantar, yakni Mariana 1 (150 kV), Mariana 2 (150 kV), PLTG Jakabaring (150 kV) dan Keramasan (150 kV).

Selain itu, kawasan JSC juga dijamin keandalannya karena menggunakan teknologi "zero down time" yang juga digunakan di kawasan Senayan, Jakarta.

Jika terjadi gangguan maka perpindahan ke penghantar pendukung sama sekali tidak ada kedip karena kecepatannya 0,1 detik.

Tak hanya itu, untuk memastikan keandalan listrik di tiap-tiap venue pertandingan juga ditempatkan UPS/genset.

Dengan fasilitas pendukung ini, Daryono mengklaim bahwa kawasan JSC memiliki keandalan 99,99 persen.

"Jika pun terjadi black out, dari Kota Palembang juga bisa menyupport karena sistem yang ada sudah interkoneksi," kata dia.

Provinsi Sumatera Selatan memang berpengalaman menjadi penyelenggara ajang olahraga internasional, baik yang single event maupun multievent.

Sebut saja, SEA Games XXV tahun 2011, Islamic Solidarity Games 2013, Asian University Games 2014, kemudian Kejuaraan Dunia Skateboard dan Wakeboard 2012, Kejuaraan Asia Pasifik Voli Pantai dari 2010 hingga 2017, Kejuaraan Renang Usia Muda pelajar se ASEAN 2015, dan masih banyak lagi.

Namun, menjadi tuan rumah Asian Games XVIII tahun 2018 tentunya perkara yang berbeda karena levelnya jauh lebih tinggi dari ajang yang pernah diselenggarakan.

Perhelatan akbar olahraga negara-negara di Asia ini bakal diikuti 45 negara dengan kontribusi tamu negara di Palembang, Sumatera Selatan, sekitar 15 ribu orang.

Khusus untuk kebutuhan listrik, PLN sudah menjamin ketersediaan pasokan berserta keandalannya.

Dukung Kebutuhan Mendatang Permintaan energi listrik di Kota Palembang meningkat pesat pada tahun ini jika dibandingkan sebelumnya karena dipengaruhi adanya perhelatan Asian Games XVIII tahun 2018.

Manager PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Area Palembang Jhoni mengatakan saat ini daftar tunggu yang sudah masuk ke perusahaan per November sudah mencapai total 75 Mega Watt, sementara secara normal pertumbuhan permintaan secara tahunan hanya 100 MW.

Ini, kata dia, sudah masuk daftar tunggunya di tahun 2017 untuk dipasang di 2018, belum lagi yang benar-benar meminta pemasangan di tahun depan.

Ia mengatakan peningkatan permintaan ini tak lain karena terjadi pertumbuhan ekonomi cukup pesat di Palembang, seperti bermunculannya hotel, restoran, kafe, dan perkantoran, toko, serta pusat-pusat bisnis baru.

PLN mencatat terjadi pertumbuhan pelanggan baru sebesar 5,14 persen per Oktober 2018 sementara angka rata-rata nasional hanya 4,0 persen. Bahkan PLN memperkirakan pada 2018 menembus 13 persen.

Kondisi ini karena bukan hanya ada permintaan penyambungan baru, tapi pelanggan lama kelompok bisnis juga mengajukan penambahan daya listrik.

Menurut dia, jika sebelumnya pengajuan hanya 1-2 mega Watt saja, tapi kini meminta dinaikkan menjadi 2-3 mega Watt.

Terkait peningkatan kebutuhan listrik ini, PT PLN telah memperkirakannya, bahkan sudah masuk dalam rancangan hingga 20 tahun ke depan.

Saat ini, Palembang dengan beban puncak 466 mW dari sisi pasokan sudah surplus 155 mW.

Selain itu, akan ditambah juga pasokan dari pembangkit Sumsel 5 yakni PLTU Bayung Lincir, Muba sebesar 300 mW. "Artinya dari sisi pasokan sudah melebihi," kata Jhoni.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2016 diketahui pertumbuhan ekonomi Sumsel sebesar 5,03 persen atau sedikit lebih tinggi dari angka rata-rata nasional 5,02 persen.

Sedangkan tahun ini, BPS mencatat pada triwulan III pertumbuhan ekonominya menembus 5,56 persen atau diatas angka rata-rata nasional 5,06 persen. Artinya pertumbuhan ekonomi Sumsel telah melampaui proyeksi awal Bank Indonesia yakni 5,1 hingga 5,5 persen.

Kota Palembang diperkirakan bakal tumbuh pesat pada tahun-tahun mendatang seiring dengan perubahan kota menjadi kota metropolitan karena telah dilengkapi sejumlah infrastruktur modern.

Infrastruktur itu, Light Rail Transit, bandara internasional, rumah sakit internasional, sejumlah mal berkelas, dan hotel berbintang.

Energi listrik sebagai infrastruktur vital rupanya telah tersedia untuk menyuport kebutuhan kota di masa datang. Fakta ini memunculkan harapan bahwa Sumsel bakal tumbuh menjadi provinsi terdepan di masa datang berkat peran menjadi tuan rumah Asian Games. (ANT)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Gito Adiputro Wiratno

Advertisement

Bagikan Artikel: