Ratusan warga Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, yang sebagian besar anak-anak mengikuti simulasi gempa dan tsunami.
Simulasi gempa dan tsunami tersebut dipusatkan di Balai Gampong Pande, Banda Aceh, Selasa. Simulasi turut melibatkan organisasi komunikasi RAPI, TNI/Polri, dan Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Banda Aceh.
Simulasi diawali adanya informasi gempa kuat. Dari informasi tersebut, warga diarahkan berkumpul di suatu titik. Kemudian dibawa ke tempat evakuasi. Sedangkan, korban gempa yang kebanyakan anak-anak dievakuasi ke balai desa guna mendapatkan pertolongan medis pertama. Kondisi korban kebanyakan luka dan berdarah.
Selanjutnya, korban gempa yang kondisinya kritis dan butuh pertolongan dibawa menggunakan ambulans ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Keuchik (kepala desa) Gampong Pande Amiruddin mengatakan, simulasi digelar sebagai ajang pembelajaran bagi masyarakat, khususnya anak-anak agar mereka siap menghadapi gempa dan tsunami.
"Simulasi gempa dan tsunami ini digelar untuk menyiapkan masyarakat agar memahami apa yang mereka lakukan ketika terjadi bencana. Tentunya kami berharap dengan kegiatan ini masyarakat Gampong Pande tangguh terhadap bencana," ungkap Amiruddin.
Selain simulasi, lanjut Amiruddin, masyarakat Gampong Pande membutuhkan sebuah gedung penyelamatan. Gedung menjadi tempat evakuasi ketika terjadi tsunami.
"Kami butuh gedung penyelamatan karena jarak Gampong Pande dari laut kurang dari satu kilometer. Kami berharap pemerintah mau membangun gedung penyelamatan di tempat ini," ujar dia.
Gampong Pande berada di pesisir Kota Banda Aceh. Gampong ini pernah rata dengan tanah ketika gempa disusul tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004. Bencana dahsyat tersebut merenggut nyawa lebih dari tiga per empat penduduk Gampong Pande. Tidak ada bangunan yang tersisa ketika bencana tersebut terjadi.
"Sebelum tsunami, penduduk Gampong Pande mencapai 1.500 orang. Setelah tsunami, penduduk yang tersisa hanya 200 orang. Kini, penduduk Gampong Pande lebih banyak dari sebelum tsunami," pungkas Amiruddin. (HSY/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
Advertisement