Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Desember 2017 terjadi inflasi sebesar 0,71% (month to month). Dengan demikian, secara keseluruhan sepanjang 2017, tingkat inflasi mencapai 3,61% (year on year).
"Angka ini bagus karena berada jauh di bawah target inflasi yang di dalam APBNP 2017 ditetapkan sebesar 4,3%," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
BPS mencatat, inflasi 2017 sebesar 3,61% lebih tinggi dibandingkan 2016 yang tercatat 3,02% dan 2015 yang ada di angka 3,35%. Namun, berada di bawah 2014 yang tercatat 8,36 % dan 2013 yang ada di angka 8,38%.
Secara keseluruhan, inflasi 2017 sebesar 3,61% terbentuk dengan andil inflasi inti 2,95%, kemudian inflasi yang disebabkan oleh harga yang diatur pemerintah (administered prices) sebesar 8,70%, komponen bergejolak 0,71%, dan komponen energi sebesar 11,86%.
Komoditas yang mendorong kenaikan angka inflasi di 2017 adalah tarif listrik yang memiliki andil 0,81% dan disusul biaya perpanjangan STNK yang mencapai 0,24%. Selain itu, ikan segar juga mendorong kenaikan inflasi dengan andil 0,20%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: