Mata uang digital turun secara drastis pada hari Senin, dengan Ripple dan bitcoin memimpin penurunan tersebut.
Ripple diperdagangkan 10 persen lebih rendah pada $2,46 di bursa Bitstamp. Coinmarketcap.com menunjukkan harganya turun hampir 25 persen, namun tampaknya hal itu mungkin karena situs tersebut tidak memasukkan harga tertentu dari bursa Korea.
Bitcoin turun 7,6 persen, sementara litecoin turun 6,4 persen menurut Coinbase. Kontrak berjangka Bitcoin juga turun 10,5 persen di Cboe, diperdagangkan hanya pada $15,010 pada pukul 4:15 sore. Waktu New York. Harga Ethereum diperdagangkan 4,7 persen lebih tinggi pada $1,143.56.
Ripple meninggalkan rekan-rekan seperti bitcoin, mata uang digital terbesar dengan tutup pasar pada tahun lalu. Pada 2017, Ripple melonjak 35.000 persen, sementara bitcoin naik 1.500 persen.
Berlawanan dengan banyak mata uang digital, Ripple telah bekerja dengan institusi besar, yang memberikannya sebuah aura legitimasi dan kepraktisan. Namun, penggemar cryptocurrency mengatakan bahwa sentralisasi adalah kebalikan dari teknologi yang seharusnya dimiliki oleh mata uang digital.
"Alasan Ripple sangat melonjak begitu saja adalah dikarenakan gelembung," ujar Erik Voorhees, CEO pertukaran aset digital ShapeShift dan advokat vokal untuk bitcoin sebagai cara untuk memisahkan uang dan negara, sebagaimana dikutip dari CNBC, Selasa (9/1/2018).
"Menguji cryptocurrency dengan bank tidak masuk akal. Keseluruhan gagasan tentang cryptocurrency adalah Anda tidak membutuhkan bank."
Ripple secara resmi merupakan nama seorang pemula berusia 5 tahun yang berbasis di San Francisco yang sedang mengembangkan jaringan pembayaran untuk institusi keuangan. XRP adalah nama peserta koin yang bisa digunakan untuk transaksi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo