Presiden Palestina mencerca Donald Trump dalam pidato selama dua jam yang berapi-api, pada hari Minggu (14/1/2018), dengan mengatakan "anda memalukan" atas perlakuan Trump terhadap orang-orang Palestina dan memperingatkan bahwa dirinya tidak akan memiliki masalah ketika menolak apa yang Abbas sebut akan menjadi sebuah rencana perdamaian yang tidak dapat diterima oleh Palestina.
Pidato oleh Mahmoud Abbas menunjukkan retorika keras terhadap Trump sejak pengakuan presiden terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hubungan antara Washington dan Palestina telah tenggelam ke tingkat terendah, yang tidak sesuai dengan rencana perdamaian yang telah dijanjikan oleh Gedung Putih.
Berbicara kepada Dewan Pusat Palestina, sebuah badan pembuat keputusan, Abbas mengulangi penolakan orang-orang Palestina terhadap pengakuan Trump di Yerusalem dan mengecam Trump karena menuduh orang-orang Palestina menolak untuk bernegosiasi.
"Dia (Trump) mengatakan dalam sebuah tweet:" Kami tidak akan memberikan uang kepada orang-orang Palestina karena mereka menolak perundingan," ungkap Abbas, sebagaimana dikutip dari Fox News, Senin (15/1/2018).
"Anda (Trump) memalukan, kapan kita menolak pembicaraan? Dimana negosiasi yang kita tolak?" tambah Abbas.
Trump membuat geram orang-orang Palestina dan Muslim di seluruh dunia ketika dia mengumumkan akhir tahun lalu bahwa AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, serta upaya lanjutan untuk memindahkan kedutaan Amerika Serikat diĀ Yerusalem. Pengkuan Trump telah membalikkan beberapa dekade kebijakan AS terkait dengan Yerusalem dan melawan sebuah konsensus internasional bahwa nasib Yerusalem harus diputuskan negosiasi antar-pihak.
Abbas mengatakan bahwa dengan memihak Israel pada isu sensitif, pengumuman tersebut telah menghancurkan kredibilitas Trump sebagai mediator perdamaian di Timur Tengah.
"Kita bisa mengatakan tidak kepada siapapun jika hal tersebut ada kaitannya dengan nasib kita dan rakyat kita, dan sekarang kita mengatakan tidak pada Trump," ujarnya.
"Kami mengatakan kepadanya bahwa kesepakatan abad ini adalah tamparan bagi abad ini, namun kami akan menampar kembali," pungkasnya.
Abbas juga mengatakan bahwa orang-orang Palestina telah menolak permintaan A.S. untuk menghentikan pembayaran kepada sekitar 35.000 keluarga Palestina yang terbunuh dan terluka dalam konflik dengan Israel, termasuk pelaku bom bunuh diri dan militan lainnya. Israel berpendapat bahwa praktik tersebut mendorong sebuah kekerasan.
Berharap untuk mendapatkan apa yang dia sebut kesepakatan "paling akhir", Trump telah hampir setahun mengirim tim Timur Tengah-nya, yang dipimpin oleh penasihat dan menantunya sendiri, Jared Kushner, ke wilayah tersebut untuk mencoba menghirup kehidupan dalam perundingan damai hampir habis, yang telah ambruk di tahun 2014.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo